YESUS DICOBAI DI PADANG GURUN - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sunday, March 09, 2014

YESUS DICOBAI DI PADANG GURUN

YESUS DICOBAI DI PADANG GURUN

(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI MINGGU PRAPASKAH I [Tahun A], 9 Maret 2014) 

Lalu Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si penggoda dan berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan dia di puncak Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menerima Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.” Yesus berkata kepadanya, “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Setelah itu Iblis membawa-Nya ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Lalu berkatalah Yesus kepadanya, “Enyahlah, Iblis!” Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Sesudah itu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus. (Mat 4:1-11)

Bacaan Pertama: Kej 2:7-9; 3:1-7; Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-6,12-14,17; Bacaan Kedua: Rm 5:12-19 

Marilah kita merenungkan sebentar, mengapa para penulis Injil memasukkan cerita tentang “Yesus dicobai di padang gurun” dalam Injil tulisan mereka masing-masing (ketiga Injil Sinoptik; namun Markus secara sangat singkat saja). Apakah mereka ingin menunjukkan bagaimana dengan “gagah-berani” Yesus menghadapi Iblis? Barangkali juga mereka ingin mengilustrasikan oposisi yang dihadapi oleh Yesus selama hidup pelayanannya mewartakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan? Akan tetapi, barangkali ada sesuatu yang lebih dari sekadar sejarah di sini. Barangkali para penulis Injil Sinoptik itu (Matius dan Lukas) itu ingin menunjukkan kepada kita bagaimana Iblis bekerja, sehingga kita dapat lebih bijaksana dalam menghadapi taktik-taktik jahat (tipu daya)-nya pada hari ini.

“Perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti” (Mat 4:3). Di sini Iblis ingin meyakinkan Yesus bahwa Dia sesungguhnya tidak perlu mengandalkan diri pada sabda Allah dalam hidup-Nya. Demikian pula halnya dengan kita! Iblis ingin meyakinkan kita bahwa kita dapat menjadi sumber dari hikmat-kebijaksanaan untuk kehidupan kita sendiri. Iblis ingin mengatakan kepada kita, bahwa kita tidak perlu tunduk kepada perintah-perintah Bapa surgawi atau mempercayai penyelenggaraan ilahi-Nya.

“Jatuhkanlah diri-Mu ke bawah” (Mat 4:6). Tentu saja Allah akan menyelamatkan kamu. Seperti Iblis ingin agar Yesus membuat praandaian tentang kebaikan Allah, dia juga ingin agar kita menganggap enteng panggilan-Nya kepada kita untuk menjadi kudus. Bagaimana pun juga, Allah akan selalu menyelamatkan kita, sekalipun jika kita mengabaikan Dia dan memperlakukan-Nya secara take for granted. Bukankah begitu halnya? Dalam situasi besar dan kecil, Iblis berusaha untuk meyakinkan kita bahwa kita tidak akan menghadapi konsekuensi apa pun apabila kita tidak hidup dalam kesatuan dengan Yesus atau mengikuti perintah-perintah-Nya.

“Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku” (Mat 4:9). Bagaimana mudah jadinya untuk membiarkan kemuliaan palsu dunia mengalahkan kemuliaan sejati yang adalah milik kita dalam Kristus! Inilah yang diinginkan oleh Iblis. Sebenarnya, tidak ada sesuatu pun yang secara objektif salah dengan uang, harta-milik, atau kenyamanan. Masalahnya baru timbul bilamana kita membiarkan/memperkenankan Iblis meyakinkan kita, bahwa kita tidak akan mengalami penyegaran, transformasi, atau pengharapan ketika kita bersembah-sujud di hadapan Tuhan dalam kasih, rasa percaya, dan ketaatan.

Saudari dan Saudaraku yang dikasihi Kristus, sangatlah vital bagi kita untuk mengetahui serta mengenal baik-baik musuh kita alias Iblis itu. Kalau tidak demikian, bagaimana kita dapat merancang pertahanan dan perlawanan terhadap serangan-serangannya? Selagi kita belajar untuk bertempur melawan Iblis, kita tidak perlu merasa takut. Yesus telah mengalahkan Iblis, baik di padang gurun maupun di atas kayu salib! Yang diminta oleh Kristus adalah agar kita menggunakan perisai iman (lihat Ef 6:16) dan berpasrah diri kepada Allah. Kita dapat memperoleh kemenangan, hari ini dan setiap hari!

DOA: Segala puja dan puji bagi-Mu, Yesus, karena kemenangan-Mu atas Iblis. Ajarlah aku agar dapat mengenali strategi dan taktik si musuh dan mengalahkannya melalui iman dan rasa percaya kepada-Mu secara total. Amin. 

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 4:1-11), bacalah tulisan yang berjudul “KITA HARUS MELAWAN TIPU DAYA IBLIS DENGAN KEBENARAN” (bacaan tanggal 9-3-14) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 14-03 BACAAN HARIAN MARET 2014. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 13-3-11 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak, 6 Maret 2014



Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages