(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan I Prapaskah – Senin, 10 Maret 2014)
“Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari yang lain, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Lalu Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu menjenguk aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Lalu orang-orang benar itu akan menjawab Dia, Tuhan, kapan kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Kapan kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Kapan kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Raja itu akan menjawab mereka: Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak menjenguk Aku. Lalu mereka pun akan menjawab Dia, Tuhan, kapan kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Ia akan menjawab mereka: Sesungguhnya Aku berkata, segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Orang-orang ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.” (Mat 25:31-46)
Bacaan Pertama: Im 19:1-2,11-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 19:8-10,15
“Domba-domba” yang dikumpulkan oleh sang Raja di sebelah kanan-Nya tentunya adalah orang-orang baik, yang tidak pernah lalai atau alpa melayani orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Tidakkah kita semua juga ingin memiliki hati yang terbuka dan penuh kemurahan bagi sesama? Namun dalam perumpamaan ini, sang Raja berkata kepada domba-domba itu, “Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan” (Mat 25:24). Domba-domba itu jelas baik bukan karena disposisi natural apa pun; melainkan karena mereka terbuka terhadap berkat yang ingin diberikan Bapa surgawi kepada setiap orang. Allah tidak ingin melihat seorang pun jatuh terjebak ke dalam kegelapan dan terpisah dari diri-Nya. Dalam kasih-Nya, Allah mempunyai sebuah rencana sempurna untuk kehidupan kita masing-masing, sebuah rencana yang menyangkut juga syering kasih-Nya dengan orang-orang lain.
Adalah niat Allah bahwa pelayanan kita kepada sesama bersumber pada kasih-Nya kepada kita. Allah telah mengenal dan mengasihi kita sejak sediakala, sejak saat sebelum kita dibentuk dalam rahim ibu-ibu kita (bdk. Mzm 139:16). Selagi Roh Kudus menyingkapkan kebenaran ini dalam hati kita, maka kita dapat mengalami kesembuhan dan restorasi secara luarbiasa, sampai kepada titik di mana kita akan digerakkan untuk memberi kepada orang lain karena kasih ilahi yang telah kita terima.
Karena keterbukaan mereka bagi kasih Allah, maka domba-domba dalam perumpamaan ini memiliki hati-Nya sendiri dan memiliki kesadaran penuh akan berbagai kebutuhan banyak orang: yang lapar, yang telanjang, atau yang berada dalam penjara. Ada begitu banyak orang yang menderita keharusan dan kelaparan akan hubungan persahabatan dan afeksi dengan orang-orang lain. Ada begitu banyak orang yang digilas harga diri mereka oleh para penguasa yang dengan semena-mena menindas mereka. Ada begitu banyak orang yang sebenarnya terpenjara oleh rasa takut, kecemasan atau kecanduan akan narkoba dlsb. Karena hati mereka tertutup terhadap sapaan Allah, maka kambing-kambing selalu berkeliaran dalam kegelapan, tidak mampu untuk melihat betapa banyak orang yang membutuhkan bantuan mereka.
Pengenalan kita akan kasih Allah membebaskan diri kita dari persepsi keliru terhadap nilai pribadi kita sendiri – di mata Allah dan di mata orang-orang lain. Hal ini memberikan kepada kita suatu rasa aman yang lebih besar akan perlindungan Allah, yang memampukan diri kita pergi ke luar untuk berjumpa dengan orang-orang lain, percaya bahwa diri kita tidak akan disakiti atau dimanfaatkan oleh orang-orang lain. Bagaimana kita dapat mengenal kasih Allah itu. Kita dapat membacanya dalam Kitab Suci, kita mendengar hal itu dalam khotbah atau homili di Gereja; namun satu-satunya cara semua itu dapat memberdayakan kita adalah jika kita memohon kepada Allah untuk menyentuh hati kita secara pribadi. Pada hari ini, marilah kita memberitahukan kepada Allah segala rasa takut kita, rasa ragu kita, dan ketidakpercayaan kita akan kasih-Nya bagi diri kita. Marilah kita menceritakan kepada-Nya segala alasan mengapa Dia seharusnya tidak mengasihi diri kita. Kemudian, dalam keheningan marilah kita menantikan suara-Nya yang dengan lembut mengatakan bahwa Dia tidak pernah berhenti mengasihi kita, anda dan saya!
DOA: Bapa surgawi, Engkau telah memberkati kami sejak sediakala. Bawalah kebenaran dari berkat-Mu ke dalam pusat hati kami masing-masing, sehingga dengan demikian kami dapat digerakkan olehnya untuk mengenali dan memperhatikan dengan penuh kasih sayang mereka yang membutuhkan pertolongan. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Im 19:1-2,11-18), bacalah tulisan yang berjudul “AGAR MEREKA MENJADI KUDUS” (bacaan tanggal 10-3-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 14-03 PERMENUNGAN ALKITABIAH MARET 2014.
Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 25:31-46), bacalah tulisan-tulisan dengan judul “YESUS KRISTUS DALAM DIRI ORANG-ORANG KECIL” (bacaan tanggal 18-2-13) dan “PENGHAKIMAN TERAKHIR” (bacaan tanggal 27-2-12), keduanya dalam situs/blog PAX ET BONUM.
Cilandak, 7 Maret 2014
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
No comments:
Post a Comment