Rosario Corona yang menggantung pada tali jubah salah seorang Fransiskan (sumber gambar: https://www.pinterest.com/) |
Rosario Corona Fransiskan (Corona berarti juga Mahkota) adalah Rosario yang terdiri dari tujuh peristiwa. Setiap peristiwa menggambarkan kegembiraan khusus dari kehidupan Bunda Maria. Tujuh peristiwa sukacita tersebut adalah:
1) Maria Menerima Kabar Sukacita
2) Maria Mengunjungi Elisabeth
3) Kelahiran Yesus Kristus
4) Persembahan 3 Orang Majus
5) Yesus Ditemukan di Bait Allah
6) Kebangkitan Yesus Kristus
7) Maria Dimahkotai di Surga
Cara Berdoa Rosario Corona
Rosario Corona Fransiskan dimulai dengan cukup mudah – dimulai dengan langsung ke peristiwa pertama dan kemudian berdoa satu Bapa Kami dan sepuluh Salam Maria sambil merenungkannya. Prosedur yang sama ini kemudian diikuti untuk enam peristiwa lainnya. Meskipun saat ini sudah umum untuk menambahkan doa Kemuliaan Kepada Bapa pada akhir setiap peristiwa, dan bahkan Doa Fatima, tetapi keduanya tidak diperlukan. Setelah selesai ketujuh peristiwa dilanjutkan dengan dengan menambahkan dua Salam Maria agar genap 72 Salam Maria untuk menghormati usia Bunda Maria yang dipercaya berusia 72 tahun saat meninggalnya, dan satu Bapa Kami dan Salam Maria untuk intensi Sri Paus.
Kisah Corona Fransiskan
Kisah Rosario Tujuh Sukacita Perawan Maria berasal dari awal abad ke-15. Dipercaya ada seorang pria muda yang saleh bernama Yakobus. Ia punya kebiasaan berdevosi kepada Bunda Maria dengan cara menghiasi patung Maria yang indah dengan mahkota bunga, yang dipetiknya dan dirangkaikannya sendiri. Dia kemudian menjadi biarawan Ordo Fransiskan, tetapi karena kurangnya waktu atau tidak selalu diijinkan untuk melakukan kebiasaannya itu, dia tidak lagi dapat melanjutkan devosinya kepada Bunda dengan cara ini. Bingung karena ini, ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan religius dan kembali ke dunia.
Bunda Maria kemudian menampakkan diri kepadanya dan meyakinkannya untuk tidak meninggalkan ordo. Bunda mengatakan kepadanya bahwa dia seharusnya tidak perlu sedih karena kurang waktu atau tidak bisa menghiasi patungnya, karena Bunda akan mengajarinya cara untuk memberinya kehormatan yang jauh lebih menyenangkan hati Bunda. Alih-alih mahkota bunga, yang cepat layu, Bunda meminta untaian mahkota doa, dan doa-doa ini dapat dipersembahkan setiap saat. Bunda kemudian mengajarinya Rosario Tujuh Sukacita. Bahkan Bunda Maria menambahkan bahwa doa-doa ini tidak hanya akan membentuk mahkota/corona yang indah, tetapi juga akan menghasilkan rahmat yang tak terhitung jumlahnya untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Devosi yang sederhana namun indah untuk berdoa Corona Tujuh Sukacita Bunda Maria ini segera menyebar ke seluruh Ordo Fransiskan dan secara resmi ditetapkan pada tahun 1422.
Sumber: https://ofm-indonesia.org/rosario-corona-fransiskan/
No comments:
Post a Comment