DIUTUS OLEH YESUS SENDIRI - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, February 06, 2014

DIUTUS OLEH YESUS SENDIRI

DIUTUS OLEH YESUS SENDIRI

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Paulus Miki, Imam dkk., Martir – Kamis, 6 Februari 2014)

Keluarga besar Fransiskan: Peringatan S. Petrus Baptista, Paulus Miki, Filipus dr Yesus dkk. Martir

MISI YANG DUABELAS

Ia memanggil kedua belas murid itu dan mulai mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat saja, roti pun jangan, kantong perbekalan pun jangan, uang dalam ikat pinggang pun jangan, boleh memakai alas-kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka, “Kalau di suatu tempat kamu masuk ke dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.” Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. (Mrk 6:7-13)

Bacaan Pertama: 1Raj 2:1-4,10-12; Mazmur Tanggapan: 1Taw 29:10-12

Kedua belas murid Yesus telah menyaksikan Guru mereka menghadapi berbagai situasi rakyat yang menyedihkan selama melakukan karya pelayanan-Nya, dan dalam banyak kasus para murid melihat Yesus menarik kepada Allah orang-orang dengan bermacam-macam kebutuhan, lewat penyembuhan, pengampunan dan pelepasan/pembebasan yang dilakukan-Nya. Mereka juga telah melihat bagaimana kuat-kuasa Yesus dapat terhalang oleh ketidak-percayaan, seperti yang terjadi di “kandang”-Nya sendiri, Nazaret. Sekarang Yesus mengutus mereka melakukan tugas pelayanan kepada orang-orang lain. Mereka sungguh harus melangkah dalam iman dan menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada sang Guru.

Yesus mengerti sekali kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang yang melakukan perjalanan. Ia sendiri telah berjalan kaki berkilometer-kilometer jauhnya, dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan. Jadi, Yesus tahu benar apa saja yang dibutuhkan seseorang kalau mau melakukan perjalanan jauh. Namun demikian, ketika mengutus para murid-Nya Yesus malah memberi instruksi kepada mereka untuk praktis tidak membawa apa-apa kecuali tongkat, dan seterusnya (Mrk 6:8-9). Bukankah hal-hal tersebut justru dibutuhkan dalam sebuah perjalanan jauh? Memang Ia memberikan kekuatan dan kuasa untuk menguasai roh-roh jahat, untuk menyembuhkan penyakit-penyakit dan teristimewa untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan, akan tetapi bukankah berbagai kebutuhan sehari-hari yang bersifat praktis harus tetap diperhatikan? Sungguh tidak dapat diterima oleh akal-sehat manusia. Namun kenyataannya adalah, bahwa 800 tahun lampau ayat padanan dari Mrk 6:8 (Luk 9:3) ini merupakan salah satu ayat Kitab Suci yang memberi petunjuk kepada Santo Fransiskus dari Assisi di awal-awal pertobatannya, bagaimana dia dan saudara-saudaranya harus melakukan tugas pelayanan mereka. Tidak lama kemudian lahirlah sebuah keluarga rohani yang sekarang merupakan keluarga rohani terbesar dalam Gereja.

Kalau kita merenungkan ini semua, maka kita pun dapat bertanya dalam hati kita masing-masing: “Apakah perlu Allah yang Mahakuasa membuat mukjizat-mukjizat melalui manusia biasa? Mengapa Yesus harus tergantung kepada manusia untuk mewartakan kerajaan-Nya? Mengapa Dia harus memilih kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat supernatural? Allah ingin agar kita semua ikut ambil bagian dalam segala aspek kehidupan-Nya. Pada waktu kita dibaptis, kepada kita masing-masing diberikan amanat untuk memproklamasikan Injil-Nya. Berbagai halangan yang ada dalam diri kita atau orang lain bagi Yesus tetap merupakan kesempatan untuk kasih dan kuasa-Nya bekerja dengan penuh kemenangan. Bagaimana pun juga Dia datang untuk memanggil para pendosa seperti kita.

Allah sangat suka bekerja lewat hati yang merendah dan tunduk, melalui orang-orang yang sadar akan privilese menjadi instrumen-Nya di dunia ini. Allah memang sesungguhnya ingin menunjukkan kuat-kuasa-Nya kepada kita, dan membuat kita menjadi instrumen-instrumen, lewat instrumen-instrumen mana kuasa-Nya dimanifestasikan ke seluruh dunia. Allah menginginkan agar kita, anak-anak-Nya, menjadi saluran berkat-Nya, tidak lebih tidak kurang. Doa “Jadikanlah aku pembawa damai” dapat mengajarkan kita sikap macam apa yang patut kita miliki apabila kita sungguh berkehendak untuk melayani belaskasih Allah kepada orang-orang lain: “Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai … dst.” Fransiskus tahu, bahwa dia hanya dapat menjadi efektif apabila dia memperkenankan Allah bekerja lewat dirinya. Seperti kedua belas rasul, dia berjalan ke sekeliling Assisi mewartakan kuasa Injil kepada siapa saja yang mau menerima Kabar Baik itu.

Allah menaruh kepercayaan kepada kita karena Dia telah memberikan kepada kita segala rahmat yang kita perlukan guna melaksanakan misi-Nya. Masalahnya sekarang, apakah kita sendiri menaruh kepercayaan kepada Allah? Maka kalau ada seseorang memberitahukan anda tentang sakit-penyakit yang dideritanya, berdoalah dalam iman agar orang itu disembuhkan. Ingatlah baik-baik, bahwa bukan anda yang menyembuhkan, melainkan Allah sendiri. Kita semua hanyalah instrumen-instrumen yang dipakai Allah untuk kebaikan. Kalau terjadi konflik rumah-tangga, berdoalah – dalam nama Yesus – dan berharaplah terjadinya mukjizat. Allah menginginkan agar “tanda-tanda heran”-Nya menjadi suatu bagian normal kehidupan kita. Kalau anda sungguh percaya akan pernyataan ini, maka mulailah berdoa dan menantikan Allah bekerja dalam diri anda. Kita juga tidak boleh melakukan apa yang diperintahkan Yesus sendiri, “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan” (Luk 17:10). Perintah ini berlaku untuk kita semua yang menamakan diri “murid-murid Yesus”, apakah awam atau pun klerus di segala tingkat.

DOA: Tuhan Yesus, kami percaya Engkau mendengar setiap doa kami. Buatlah kami agar menjadi bentara-bentara kasih dan damai-sejahtera-Mu kepada orang-orang lain. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 6:7-13), bacalah tulisan yang berjudul “YESUS MENGUTUS KEDUA BELAS RASUL” (bacaan tanggal 6-2-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 14-02 PERMENUNGAN ALKITABIAH FEBRUARI 2014.

PARA MARTIR NAGASAKI: Pada hari ini Gereja memperingati 26 orang martirnya yang mati disalib pada tahun 1597 di Nagasaki. Para martir tersebut berjumlah 26 orang yang terdiri dari: 3 orang biarawan Yesuit (a.l. Paulus Miki), 6 orang OFM (3 imam, 2 bruder dan seorang frater/calon imam), dan 17 orang anggota Ordo Ketiga sekular St. Fransiskus [OFS] dengan latar belakang usia dan profesi yang berbeda-beda: dari Juru Masak sampai kepada Katekis; dari Direktur Rumah Sakit (2) sampai kepada Putera Altar. Bacalah kisah kepahlawanan mereka dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: ORANG-ORANG KUDUS FRANSISKAN.

Cilandak, 4 Februari 2014 [Peringatan S. Yosef dr Leonisa]

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages