MUKJIZAT DI MONTE MARANO, POMARICO DAN NOCERA UMBRA - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Monday, January 06, 2014

MUKJIZAT DI MONTE MARANO, POMARICO DAN NOCERA UMBRA

MUKJIZAT DI MONTE MARANO, POMARICO DAN NOCERA UMBRA

(Tiga dari mukjizat-mukjizat Santo Fransiskus setelah kematiannya)

SEORANG PEREMPUAN YANG SUDAH MATI DIHIDUPKAN KEMBALI DI MONTE MARANO

Di Monte Marano dekat Benevento, seorang perempuan meninggal dunia. Secara khusus, perempuan ini mempunyai devosi kepada Santo Fransiskus dari Assisi. Pada malam itu sejumlah imam datang untuk merayakan upacara pemakaman dan mendoakan ibadat untuk orang mati. Di tempat itu, di depan orang banyak, tiba-tiba dia bangkit-duduk di atas tempat tidurnya dan memanggil salah seorang imam yang adalah pamannya sendiri. “Aku ingin mengaku dosa, Bapa,” dia berkata kepada imam itu. “Dengarlah dosaku. Aku mati dan aku dihukum masuk ke dalam sebuah penjara kejam karena aku tidak pernah mengakukan dosa itu, yang sekarang akan kuungkapkan kepadamu. Akan tetapi Santo Fransiskus berdoa untukku karena aku selalu melayani dia dengan penuh pengabdian pada waktu aku masih hidup, maka aku diperkenankan kembali ke dalam tubuhku. Apabila aku telah mengakukan dosa ini, aku pun akan menikmati kehidupan kekal. Pada saat aku mengungkapkannya, engkau akan melihat bahwa aku akan pergi ke tempat yang telah dijanjikan.” Kemudian perempuan itu mengakukan dosanya dipenuhi rasa takut kepada imam yang juga merasa ngeri itu, dan dia pun menerima absolusi. Setelah selesai pengakuan dosanya, perempuan itu berbaring lagi dengan baik di tempat tidurnya, lalu wafat dengan bahagia [LegMaj, Some of the Miracles II:1, Omnibus, hal. 753; bdk. Early Documents Volume II-The Founder, hal. 655-656].

SEORANG ANAK PEREMPUAN YANG TELAH MATI DIHIDUPKAN KEMBALI DI POMARICO

Di Pomarico yang terletak di pegunungan Apulia hiduplah seorang ibu dan ayah yang mempunyai seorang anak perempuan yang masih sangat muda usia. Suami istri ini sangat mengasihi anak perempuan mereka ini. Pada suatu ketika anak perempuan itu menderita sakit yang serius dan kemudian meninggal dunia. Kedua orangtuanya – yang tidak mempunyai harapan untuk memperoleh seorang anak lagi – berpikir bahwa mereka akan mati bersama anak perempuan mereka ini. Teman-teman dan para sanak keluarga berkumpul untuk penguburan tragis ini, namun sang ibu hanya berbaring di sana, penuh kesedihan dan tidak tahu harus berbuat apa-apa. Lalu Santo Fransiskus datang mengunjungi perempuan yang tertimpa kesedihan sangat itu. Fransiskus ditemani oleh seorang Saudara Dina. Fransiskus mengetahui bahwa ibu itu sangat berdevosi kepada dirinya, dan dengan lembah lembut dia berbicara kepada ibu itu. Dia berkata, “Jangan menangis sedih,” katanya. “Terang hidupmu yang untuknya engkau berduka-sangat akan dipulihkan kembali kepadamu oleh/lewat pengantaranku.” Perempuan itu langsung bangkit berdiri dan mengatakan kepada orang-orang yang hadir di sana apa yang dikatakan orang kudus itu. Perempuan itu tidak memperkenankan jenazah anak perempuannya itu dipindahkan. Dan dia pun mulai menghaturkan permohonan dengan menyebut nama Santo Fransiskus dengan penuh iman sambil memegang anak perempuannya yang telah mati itu. Orang-orang pun begitu takjub ketika anak perempuan itu bangkit, hidup kembali dalam keadaan sehat-sehat. [LegMaj, Some of the Miracles II:2, Omnibus, hal. 753-754; bdk. Early Documents Volume II-The Founder, hal. 656].

SEKALI PERISTIWA DI NOCERA UMBRA

Para Saudara Dina di Nocera (Umbra) datang kepada seorang laki-laki yang bernama Petrus untuk meminjam sebuah gerobak yang mereka perlukan sebentar, namun orang itu menolak permintaan  itu  secara tidak bijaksana. Dia menghina para saudara dina itu serta menghujat nama Santo Fransiskus, karena mereka juga telah mohon derma kepada orang itu atas nama Santo Fransiskus. Akan tetapi kemudian langsung dia menyesali ketololannya karena dia merasa takut kepada Allah, suatu rasa takut bahwa pembalasan dari Allah akan menyusul, dan benar saja hal itu terjadi tidak lama kemudian. Anak laki-lakinya yang sulung tiba-tiba jatuh sakit dan tidak lama kemudian mati. Sang ayah yang tidak bahagia itu kemudian menggelepar-gelepar di lantai sambil terus memanggil-manggil nama Santo Fransiskus. Dengan berlinangan air mata, dia berteriak, “Akulah yang telah berdosa; aku telah mengucapkan kata-kata jahat; seharusnya engkau menghukumku secara pribadi. Oh Santo yang  baik, kembalikanlah kepadaku dia yang kauambil dari aku si penghujat jahat ini, karena sekarang aku telah bertobat. Aku menyerahkan diriku kepadamu; aku berjanji kepadamu untuk memberikan pelayanan kepadamu secara tak berkesudahan, dan akan selalu mempersembahkan kepada Kristus suatu kurban pujian yang saleh untuk kehormatan namamu.”  Sungguh menakjubkan! Ketika kata-kata ini selesai diucapkan, anak laki-laki itu bangkit, dan berseru kepada ayahnya agar menghentikan tangisnya yang memilukan. Dia mengatakan kepada sang ayah, bahwa ketika dia sedang meregang nyawa, dia dipimpin oleh Santo Fransiskus dan orang kudus ini pula yang kemudian membawa dia kembali [LegMaj, Some of the Miracles II:3, Omnibus, hal. 754; bdk. Early Documents Volume II-The Founder, hal. 656-657].

Cilandak, 25 April 2010

Terjemahan bebas oleh Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Sumber: S. Bonaventura, LegMaj (terjemahan bahasa Inggris dalam Omnibus), Major Life [Part II] SOME OF THE MIRACLES WHICH TOOK PLACE AFTER ST. FRANCES’ DEATH, Omnibus. Terdapat juga dalam Regis Amstrong OFMCap., J.A. Wayne Hellmann OFMConv. & William J. Short OFM (Editors), Francis of Assisi: Early Documents – Volume II The Founder, New York, NY: New City Press.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages