KISAH SEORANG KSATRIA DI BORGO SAN SEPOLCRO, SEORANG ANAK LAKI-LAKI DI POFI DAN SEORANG PEREMPUAN DI ROMA - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Monday, January 06, 2014

KISAH SEORANG KSATRIA DI BORGO SAN SEPOLCRO, SEORANG ANAK LAKI-LAKI DI POFI DAN SEORANG PEREMPUAN DI ROMA

KISAH SEORANG KSATRIA DI BORGO SAN SEPOLCRO, SEORANG ANAK LAKI-LAKI  DI POFI DAN SEORANG PEREMPUAN DI ROMA

(Tiga dari mukjizat-mukjizat Santo Fransiskus setelah kematiannya) 

SEORANG KSATRIA DARI BORGO SAN SEPOLCRO MATI TERKUTUK KARENA DOSA-DOSANYA 

Di Borgo San Sepolcro di Provinsi Massa Trabaria, hiduplah seorang ksatria. Dia selalu menganggap remeh mukjizat-mukjizat Santo Fransiskus; dia menghina para peziarah yang mengunjungi makam Santo Fransiskus. Dia pun mengumpat-ngumpat serta menghujat para saudara dina, dan mempermalukan mereka di depan umum. Sekali peristiwa, ketika dia menyerang kemasyhuran orang kudus ini, lagi-lagi dia mengucapkan kata-kata hujat. 
Katanya, “Kalau benar Santo Fransiskus itu seorang kudus, biarlah saya mati dengan pedangku hari ini. Kalau tidak benar, maka aku dapat pergi dengan selamat.”  Kali ini kemurkaan Allah datang tanpa tertunda-tunda lagi, untuk menjatuhkan hukuman yang pantas diterima oleh si ksatria keblinger ini, karena doa-doanya pun mengandung dosa. Pada hari itu juga ksatria itu mati, seorang budak Iblis dan anak kegelapan. Semua itu terjadi agar orang belajar menghormati serta memuji-muji mukjizat-mukjizat Santo Fransiskus dengan penuh kesalehan, bukan malah menghujatnya [LegMaj, Some of the Miracles IX:3, Omnibus, hal. 781; bdk. Early Documents Volume II-The Founder, hal. 677]. 

SEORANG ANAK LAKI-LAKI DI POFI, CAMPANIA DISEMBUHKAN DARI KEBUTAAN 

Seorang anak laki-laki berumur 14 tahun dari Pofi di Campania secara tiba-tiba diserang suatu penyakit tertentu yang mengakibatkan kebutaan total pada mata sebelah kirinya. Rasa sakit yang luarbiasa memaksa bola mata keluar dari kelopaknya, sehingga bergantung dengan urat syaraf sepanjang jari telunjuk dekat pipi si anak. Hal ini berlangsung selama satu minggu penuh dan kemudian menjadi kering. Satu-satunya cara untuk menghentikan penderitaan ini adalah dengan memutuskan atau memotong urat syaraf tadi. Para dokter pun sudah tidak mempunyai harapan lagi. Kemudian ayah anak itu dengan sepenuh hati mohon pertolongan dari Santo Fransiskus. Santo Fransiskus tidak pernah lelah menolong mereka yang berada dalam kesusahan dan dia juga dengan cepat datang menolong. Orang kudus ini memulihkan mata anak itu kembali ke posisi yang semestinya dan kesehatan anak itu pun pulih kembali. Anak itu pun dapat melihat dengan baik lagi [LegMaj, Some of the Miracles VII:3, Omnibus, hal. 773; bdk. Early Documents Volume II-The Founder, hal. 671-672].   

SEORANG PEREMPUAN MENGALAMI MUKJIZAT DI ROMA 

Ketika Uskup Ostia, yang belakangan menjadi Paus Aleksander IV, sedang berkhotbah di hadapan Curia Roma dalam Gereja Santo Fransiskus, sebuah batu besar yang tertinggal di bagian atas karena kecerobohan para pekerja bangunan, secara tiba-tiba jatuh sendiri, lalu mengenai seorang perempuan di atas kepalanya. Mereka yang hadir di situ yakin bahwa kepala perempuan itu hancur dan dia pasti sudah langsung mati. Oleh karena itu mereka membawa ‘mayat’ perempuan itu dan menutupinya dengan mantolnya. Maksudnya untuk membawa dia keluar untuk dikuburkan, apabila khotbah selesai. Akan tetapi dia diletakkan di depan altar Santo Fransiskus dan dengan penuh keyakinan dia menyerahkan dirinya kepada Santo Fransiskus. Pada saat khotbah selesai perempuan itu berdiri seperti normal-normal saja. Dia berseru di depan mereka semua yang hadir dan pada tubuhnya tidak kelihatan tanda luka sedikit pun. Bertahun-tahun lamanya dia telah menderita sakit kepala yang hampir terus-menerus setiap hari, namun sejak saat itu dia bebas-total dari sakit kepala itu. Ini adalah kesaksiannya sendiri [LegMaj, Some of the Miracles III:4, Omnibus, hal. 759-760; bdk. Early Documents Volume II-The Founder, hal. 660-661].

 Cilandak, 27 April 2010 

Terjemahan bebas oleh Sdr. F.X. Indrapradja, OFS 

Sumber: S. Bonaventura, LegMaj (terjemahan bahasa Inggris dalam Omnibus), Major Life [Part II] SOME OF THE MIRACLES WHICH TOOK PLACE AFTER ST. FRANCES’ DEATH, Omnibus. Terdapat juga dalam Regis Amstrong OFMCap., J.A. Wayne Hellmann OFMConv. & William J. Short OFM (Editors), Francis of Assisi: Early Documents Volume II – The Founder, New York, NY: New City Press.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages