02: “DENGAN DAN MELALUI GEREJA: KESETIAAN KEPADA SRI PAUS” *)
PENGANTAR
Suatu perbedaan hakiki antara Santo Fransiskus dan orang-orang lain pada masanya yang hendak memperbaharui hidup Kristiani adalah dedikasinya yang lengkap kepada Gereja sebagai yang satu dengan Kristus. Kristus dan Gereja-Nya tidak dapat dipisahkan. Fransiskus percaya sekali bahwa wewenang Kristus untuk mengajar dan membimbing telah diberikan kepada Sri Paus dan para Uskup. Dan sakramen-sakramen suci telah dipercayakan kepada mereka. Fransiskus sangat menaruh respek kepada imam yang paling sederhana sekali pun, bahkan kalau sang imam dikenal sebagai seorang pendosa. Alasannya adalah karena melalui imam-lah Kristus datang kepada kita di dalam Ekaristi. Cinta kasihnya kepada Kristus diungkapkannya dengan ketaatan kepada Gereja dan para pelayannya.
BACAAN KITAB SUCI
Luk 10:16 (Siapa saja yang mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku)
Yoh 15:1-15 (Pokok anggur yang benar)
1Kor 4:1-5 (Kristus menghakimi para pelayan-Nya)
AJARAN GEREJA
Dekrit Apostolicam Actuositatem tentang Kerasulan Awam (AA), 2
Dalam Gereja terdapat keanekaan pelayanan, tetapi kesatuan perutusan. Para Rasul serta para pengganti mereka oleh Kristus diserahi tugas mengajar, menyucikan dan memimpin atas nama dan kuasa-Nya. Sedangkan kaum awam ikut serta mengemban tugas imamat, kenabian dan rajawi Kristus, menunaikan bagian mereka dalam perutusan segenap Umat Allah dalam Gereja dan di dunia. [DOKUMEN KONSILI VATIKAN II, hal. 341].
Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium tentang Gereja (LG), 7
Adapun seperti semua anggota tubuh manusia, biarpun banyak jumlahnya, membentuk hanya satu tubuh, begitu pula para beriman dalam Kristus (lihat 1Kor 12:12). Juga dalam pembangunan Tubuh Kristus terdapat aneka ragam anggota dan jabatan. Satulah Roh, yang membagikan aneka anugerah-Nya sekadar kekayaan-Nya dan menurut kebutuhan pelayanan, supaya bermanfaat bagi Gereja (lihat 1Kor 12:1-11). Di antara kurnia-kurnia itu rahmat para Rasul mendapat tempat istimewa. Sebab Roh sendiri menaruh juga para pengemban karisma di bawah kewibawaan mereka (lihat 1Kor 14). [DOKUMEN KONSILI VATIKAN II, hal. 72]
BACAAN TAMBAHAN
Dekrit Christus Dominus tentang Tugas Pastoral para Uskup dalam Gereja (CD), 2
Dalam Gereja Kristus itu, imam Agung di Roma sebagai pengganti Petrus, yang oleh Kristus telah dipercayai untuk menggembalakan domba-domba dan anak-anak domba-Nya, atas penetapan ilahi mempunyai kuasa tertinggi, sepenuhnya, langsung dan universal atas reksa jiwa-jiwa. Maka dari itu, karena selaku gembala semua orang beriman ia diutus, untuk mengusahakan kesejahteraan bersama Gereja semesta maupun kesejahteraan Gereja masing-masing, ia memperoleh primat kuasa biasa atas semua Gereja. Adapun para Uskup sendiri, yang diangkat oleh Roh Kudus, menggantikan para Rasul sebagai gembala jiwa-jiwa, dan bersama dengan Imam Agung Tertinggi serta di bawah kewibawaannya, telah diutus untuk melestarikan karya Kristus, Gembala yang kekal. Sebab kepada Rasul-Rasul dan para pengganti mereka Kristus telah memerintahkan dan memberikan kuasa untuk mengajar semua bangsa, dan menguduskan orang-orang dalam kebenaran, serta menggembalakan mereka. Maka para Uskup, berkat Roh Kudus yang dikurniakan kepada mereka, menjadi Guru iman, Imam Agung dan Gembala yang sejati dan otentik. [DOKUMEN KONSILI VATIKAN II, hal. 209-210]
FOKUS FRANSISKAN
Pada masa Fransiskus ada banyak gerakan pembaharuan hidup Kristiani yang mengakibatkan banyak kebingungan di dalam Gereja, malah menjurus ke arah penyimpangan dan memang akhirnya menjadi bid’ah. Lain sekali halnya dengan Fransiskus dan gerakannya. Dia menunjukkan lewat kata-kata dan tindakannya bahwa cinta kasih kepada Kristus menuntut kesetiaan dan ketaatan kepada Sri Paus serta para Uskup, demikian pula respek kepada semua imam. Oleh karena itu para pengikut Fransiskus harus pertama-tama menunjukkan kepada orang Kristiani lainnya lewat tindakan positif, bahwa mereka percaya Sri Paus sebagai pengganti Kristus dan para Uskup adalah pengganti-pengganti para Rasul, dan mereka sungguh menjalankan wewenang Kristus. Respek bagi setiap imam mencakup secara istimewa ketaatan kepada pastor yang menjadi gembala di paroki kita masing-masing, karena dia berbagi wewenang dengan Uskup yang mengangkatnya. Kita juga berada dalam zaman pembaharuan sebagai akibat Konsili Vatikan II. Sehubungan dengan hal ini para Fransiskan sekular harus menunjukkan lewat kata-kata dan contoh, dengan inisiatif yang kreatif bahwa Roh Kudus bergerak di dalam Gereja. Para Fransiskan sekular tidak hanya mendukung Sri Paus, tetapi juga tanggap terhadap pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh Takhta Suci, Uskup dan imam paroki. Hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa adalah melanggar semangat Fransiskan, karena hal itu berarti secara terbuka tidak taat dan bersikap menentang mereka. Santo Fransiskus menghendaki kita menjadi “para pelayan Gereja” yang hidupnya mencerminkan ketaatan Kristus kepada kehendak Bapa-Nya.
WARISAN KITA
Legenda Maior. Ketika Fransiskus pada suatu hari ke luar hendak berenung di padang dan berjalan di dekat gereja San Damiano, yang terancam keruntuhan karena amat tuanya, maka dia merasa terdorong dari dalam untuk masuk ke dalam dan untuk berdoa, dia diliputi dengan hiburan rohani yang berlimpah-limpah. Ketika dia dengan mata berlinang-linang memandang kepada salib Tuhan, maka didengarnya dengan telinganya sendiri suara dari atas salib itu, yang sampai tiga kali berkata: “Fransiskus, pergilah dan perbaikilah rumah-Ku, yang seperti kaulihat bobrok seluruhnya ini!” Fransiskus gemetar, karena dia seorang diri di dalam gereja, dan terperanjat mendengar suara yang amat ajaib itu. Dan karena di dalam hatinya dia merasai kekuatan ucapan ilahi itu, maka dia kena pesona. Akhirnya dia sadar lagi dan segera dia menyiapkan diri untuk mentaati perintah itu; dan ia menyingsingkan lengannya untuk memenuhi perintah itu sepenuhnya, yaitu memperbaiki gereja jasmaniah. Padahal maksud yang utama ucapan itu lebih menyangkut Gereja, yang diperoleh Kristus dengan darah-Nya (Kis 20:28), sebagaimana kemudian dinyatakan Roh Kudus kepadanya dan sesudah itu diberitahukannya kepada saudara-saudara (LegMaj II:1).
Kisah 3 Sahabat. Ketika Fransiskus melihat bahwa Tuhan menambah jumlah dan jasa para saudaranya sehingga sudah berjumlah duabelas orang, yang amat sempurna dan sehaluan, berkatalah ia – sebagai pemimpin dan bapa mereka – kepada sebelas yang lain,” Saudara-Saudara, saya melihat dalam belaskasihan-Nya Tuhan mau memperbanyak perkumpulan kita. Mari kita pergi kepada ibu kita yang kudus, yaitu Gereja Roma, agar kita memberitahu Imam Besar apa yang melalui kita mulai dikerjakan oleh Tuhan. Lalu kita dapat meneruskan apa yang telah kita mulai atas kehendak dan perintah beliau (K3S 46).
Legenda Perugina. Fransiskus berkata: “Tuhan telah memanggil kita untuk membangun kembali iman-kepercayaan dan untuk menolong para prelat dan klerus Bunda Gereja yang kudus. Demikian pula kita wajib sejauh dimungkinkan, untuk mencintai mereka selalu, memuliakan dan menghormati mereka (Legenda Perugina 58).
Petuah-Petuah: Hormat kepada para rohaniwan. (1) Berbahagialah hamba, yang menaruh kepercayaan kepada para rohaniwan, yang hidup tepat menurut peraturan Gereja Roma. (2) Akan tetapi celakalah orang yang meremehkan mereka. Sebab sekalipun mereka itu pendosa, namun tidak seorang pun boleh menghakimi mereka, karena semata-mata Tuhanlah yang mengkhususkan mereka bagi diri-Nya untuk dihakimi. (3) Sebab semakin luhur tugas pelayanan mereka berkenaan dengan tubuh dan darah mahakudus Tuhan kita Yesus Kristus, yang mereka sambut dan hanya mereka sendiri boleh menghidangkannya kepada orang lain, (4) maka semakin berat pulalah dosa yang dibuat orang terhadap mereka, lebih berat daripada dosa yang dibuat terhadap semua orang lainnya di dunia ini (Petuah Pasal XXVI).
2 Celano. Setelah Fransiskus menyudahi khotbahnya dan mengadakan percakapan singkat yang mesra dengan Sri Paus, akhirnya ia menyampaikan permohonan ini kepada Sri Paus, katanya: “Sebagaimana dimaklumi, tidak mudahlah bagi orang-orang miskin dan hina-dina mendapat kesempatan menghadap hadirat yang mulia. Seluruh bumi ada di tangan Bapa Suci, dan urusan perkara-perkara yang mahapenting mengizinkan Bapa Suci untuk menaruh perhatian kepada perkara-perkara yang kecil. Dari sebab itu saya mohon kepada Bapa Suci, untuk memperkenankan tuan Ostia ini menjadi wakil Sri Paus (Pro Papa), agar saudara-saudara – dengan tetap menjunjung tinggi martabat sebagai yang terutama di dalam Gereja, – dapat berpaling kepada beliau pada saat yang mendesak dan memperoleh anugerah perlindungan maupun bimbingan dari beliau.” Permohonan suci itu mendapat perkenan dalam pandangan Sri Paus; dan segera beliau mengangkat sebagaimana diminta hamba Allah itu, tuan yang suci itu menerima dengan rela hati kawanan yang dipercayakan kepada beliau itu, dan menjadi pemeliharanya yang giat, dan hingga wafatnya yang bahagia beliau menjadi gembala dan saudara mereka. Karena kepatuhan khusus ini maka kita menikmati cinta istimewa dan perhatian khusus, yang selalu dengan tak kunjung putus ditunjukkan Gereja Roma kudus kepada ordo saudara dina (2Cel 25).
Beberapa bacaan tambahan: 2Cel 146 (belum ada terjemahan ke dalam bahasa Indonesia) dan LegMaj III:8-10 (coba cari sendiri).
ANGGARAN DASAR OFS Fasal II Artikel 6:
Mereka telah dikubur dan bangkit bersama Kristus melalui permandian dan dengan demikian mereka telah menjadi anggota-anggota hidup dari Gereja; dan melalui profesi, mereka pun secara lebih erat dihubungkan dengan Gereja. Maka dari itu, hendaklah mereka menjadi saksi dan alat perutusan Gereja di tengah-tengah manusia, sambil mewartakan Kristus dengan cara hidup dan kata-kata mereka. Terjiwai oleh Santo Fransiskus dan terpanggil bersama dia untuk memugar Gereja, hendaklah mereka bertekad dengan sepenuh hati untuk hidup sepenuhnya dalam persekutuan dengan Bapak Suci, dengan para Uskup dan imam-imam, sambil dengan penuh kepercayaan memupuk dialog terbuka yang subur dan berbuah bagi kerasulan. [Artikel 6]
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN SECARA PRIBADI DAN DISYERINGKAN DALAM KELOMPOK
1. Sampai berapa jauh Saudari-saudara melibatkan diri dalam kehidupan /kegiatan komunitas parokimu?
2. Pernahkah Saudari-saudara merasa takut dan tidak mampu untuk membela Gereja?
3. Sumbangan istimewa apa yang Saudari-saudara rasakan harus ditawarkan oleh para Fransiskan kepada Gereja di dalam zaman pembaharuan ini?
*) Bahan untuk pembinaan para novis OFS Persaudaraan Santo Thomas More, Jakarta Selatan. Adaptasi dari bahan pembinaan para novis OFS Persaudaraan Santo Ludovikus IX, Jakarta (Edisi tahun 2000) yang digunakan sejak tahun 1997 dan telah disetujui oleh Pater R. Wowor OFM sebagai pendamping rohani. Disadur secara bebas oleh Sdr. F.X. Indrapradja OFS dari “The Rule of the Secular Franciscan Order with Catechism and Instructions”.
Jakarta, 9 November 2008 [Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran]
Perbaikan terakhir oleh Sdr. F.X. Indrapradja: 18 Februari 2013.
No comments:
Post a Comment