MENGARAHKAN IMAN PADA ALLAH PENGUASA HIDUP DAN MATI - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tuesday, December 01, 2015

MENGARAHKAN IMAN PADA ALLAH PENGUASA HIDUP DAN MATI

Para Pastor Selebran dalam Perayaan Misa Peringatan
 Arwah Semua Orang Beriman di Pemakaman St. Yoseph
Orang-orang beramai-ramai datang ke pemakaman Umum St. Yoseph di Sungai Raya. Di hari-hari biasa, pemakaman tersebut terasa lenggang dan sedikit yang mengunjungi. Di hari itu, hiruk pikuk jalanan sungai raya agak padat dan terlihat beberapa petugas kepolisian membantu mengarahkan kendaraan yang keluar masuk di pemakaman St. Yoseph. Mungkin orang-orang sekitar bertanya-tanya apa gerangan yang sedang terjadi sehingga jumlah pengunjung makam membludak. Setiap umat Katolik tentu mengetahui bahwa setiap tanggal 2 November 2015 adalah peringatan mulia Arwah semua orang beriman. Bertepatan pada hari itulah orang-orang berkunjung mendoakan orang-orang yang dicintainya, kerabat, saudara, nenek, kakek dan orang-orang yang telah mendahului mereka. Jadi jangan heran, jika banyak orang-orang di tepian jalan pemakaman menjual bunga-bunga dan lilin yang biasanya digunakan orang-orang berdoa di pemakaman. Pemandangan yang tidak asing setiap tahunnya, di setiap tempat di pemakaman umum khususnya pemakaman Katolik orang-orang berbondong-bondong melaksanakan misa di pemakaman.

Dalam ajaran iman Katolik kita mengenal yang dinamakan sebagai api pencucian. Dalam bahasa latin, purgatorium yang artinya pembersihan. Sebenarnya bahasa resmi gereja tidak menyebutnya sebagai api, tetapi penyucian saja, artinya tahap terakhir dalamproses permurnian sebelum masuk ke dalam surga. Dalam KGK 1030 dikatakan bahwa “Api pencucian” adalah keadaan yang harus dialami oleh orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan Allah namun belum secara sepenuhnya disucikan. Keselamatan abadi tentu sudah jelas, namun harus tetap menjalani proses penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu agar diperkenankan masuk ke dalam kebahagiaan surgawi. Dengan demikian Api pencucian bukanlah tempat di antara surga dan neraka, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai proses untuk masuk surga. Berkenaan dengan pendapat Bapa-Bapa gereja di atas berdasarkan kitab KGK, para Pastor yang menjadi selebran dalam Misa Arwah yang diadakan di Pemakaman St. Yoseph pada hari selasa sore tersebut ingin mengangkat kembali bahwa doa untuk orang-orang yang mendahului kita masih diperlukan. 

Misa Peringatan mulia para arwah umat beriman tersebut dipimpin oleh Pastor Iosephus Erwin, OFMCap sebagai selebran utama dan dibantu oleh ketujuh imam lainnya sebagai selebran pembantu. Prosesi misa terasa sangat khidmat ketika diiringi dengan lagu-lagu ordinarium latin yang berkumandang. Lagu-lagu merdu tersebut dinyanyikan oleh Paduan Suara dari Paroki St. Sisilia Sungai Raya. Beberapa wejangan dari Pastor Erwin seakan menyegarkan kembali hati kita dan menyempurnakan niatan untuk mendoakan arwah-arwah saudara-saudari kita yang membutuhkan dan masih berada di api pencucian. “Dan inilah Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yoh 6:39) Ada pula cerita ketika Pastor Erwin masih Frater bersama Pastor Ino bahwa ada seorang imam yang berasal dari Swiss. Suatu ketika Pastor ini datang ke Laverna namun mengalami kecelakaan sehingga pahanya harus diamputasi. Ada perdebatan sengit antara para frater, di kala itu pastor Erwin yang juga masih frater mendengar dengan seksama perdebatan tersebut. Muncul pertanyaan bahwa ketika hari kebangkitan, yang mana akan dijemput terlebih dahulu? Apakah paha sang imam atau tubuhnya?” Pastor Erwin menjelaskan bahwa dalam iman kita dalam syahadat para Rasul dikatakan bahwa kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Sehingga jelas bahwa kita dibangkitkan secara utuh namun perlu mengalami pemurnian atau pencucian dari dosa-dosa kita. 
Diperbolehkan atau tidak jika kita mendoakan orang mati, demikian pertanyaan dilontarkan oleh Pastor Erwin. Dengan mendoakan orang yang telah meninggal dunia dan berada di api pencucian kita tak hanya mengenang orang yang telah mendahului kita tetapi juga menguatkan kembali iman kita. Dalam kitab Makabe 12:43-46 dikatakan bahwa dengan memikirkan dan mendoakan orang meninggal maka kita juga mengungkapkan iman kita kepada Allah sebagai penguasa kehidupan dan juga kematian. Itu semua kembali kepada harapan kita kepada Kristus, sebab tak satupun dari kita akan dibiarkan hilang. Api pencucian, melayakkan setiap arwah untuk sampai masuk ke dalam surga. Berapa lamakah di api pencucian? “Hanya Allah yang tahu,” jawab Pastor Erwin di dalam akhir kotbahnya. Dengan percaya kepada Kristus, kita tentu akan dibangkitkan pada akhir zaman sesuai dengan janji-Nya kepada kita umat yang dikasihi-Nya.


Misa telah selesai dilaksanakan, para imam beranjak menuju ke makam untuk memercikinya dengan air kudus. Masing-masing keluarga menanti di setiap makam sanak saudaranya dan menunggu Imam datang untuk memberkatinya. Hingga petang menjelang, para peziarah di makam Sto. Yoseph masih berdatangan. Umat-umat yang hadir telah menyalakan lilin di atas makam, menaburkan bunga-bunga dan meletakkan rangkaian bunga sebagai tanda penghormatan dan kasih kepada mereka yang telah mendahului kita. Bagaimanapun, cinta pada orang terkasih yang telah mendahului kita takkan pernah bisa terlupakan meskipun maut datang menjemput. Mati bukanlah akhir dari segalanya melainkan jalan selanjutnya untuk menuju kehidupan kekal. Dengan mendoakan mereka yang masih berada di api pencucian, kita telah membuka jalan dan menolong kerabat kita untuk sampai kepada Bapa dengan dosa yang telah dimurnikan. Inilah iman kita, yang membuat kita sadar bahwa hidup dan mati adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Maka, mereka yang telah berada di surga akan selalu mendoakan kita yang masih berziarah di dunia ini. Kita akan senantiasa terhubung antara dunia hidup dan kematian melalui doa yang tentu dibutuhkan oleh mereka yang sangat memerlukan kerahiman Tuhan. (Sdr. Fransesco Agnes Ranubaya)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages