BUKAN ORANG SEHAT YANG MEMERLUKAN TABIB - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sunday, September 20, 2015

BUKAN ORANG SEHAT YANG MEMERLUKAN TABIB

(Bacaan Injil Misa Kudus, Pesta S. Matius, Rasul & Penulis Injil – Senin, 21 September 2015) 

Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di tempat pemungutan cukai, lalu Ia berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.”  Matius pun bangkit dan mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi, pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat 9:9-13) 

Bacaan Pertama: Ef 4:1-7,11-13; Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-5 

Pernahkah Saudari/Saudara merasakan bahwa diri anda yang sedang menderita sakit sungguh membutuhkan seorang dokter namun anda tetap tidak mau, bahkan anda tidak mau mengakui bahwa diri anda sedang mengidap  penyakit serius. Walaupun anggota keluarga anda, para sahabat anda menganjurkan (malah mendesak) anda untuk pergi memeriksakan diri kepada dokter, anda tetapi berkeras kepala dan hati untuk tidak pergi ke dokter, sampai penyakit anda begitu seriusnya sehingga mau-tidak-mau anda dengan terpaksa pergi juga ke dokter. Kita semua dapat mempunyai kesulitan yang sama untuk mengakui bahwa kita menderita penyakit spiritual … penyakit rohani!

Yesus bersabda kepada orang-orang Farisi: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit” (Mat 9:12). Di sini Yesus bukan mengartikan bahwa para pemungut cukai dan orang-orang yang jelas berdosa adalah orang-orang yang sakit rohani, sementara orang-orang Farisi adalah orang-orang sehat secara rohani. Para pemungut cukai dan pendosa dapat dengan jelas melihat dan menerima kondisi mereka. Di sisi lain orang-orang Farisi juga menderita sakit, akan tetapi mereka tidak mau mengakuinya, dengan demikian mereka samasekali tidak berniat untuk datang kepada sang Dokter Agung agar dapat memperoleh hidup dan kesehatan rohani yang baru.

Dunia ini sebenarnya tidaklah terdiri dari dua jenis/macam orang – para pendosa dan orang-orang benar. Sebaliknya, semua orang adalah pendosa-pendosa. Ada yang mengetahui, mengakui kondisi rohani mereka dan kemudian berbalik kembali kepada Yesus dalam kebutuhan mereka, sementara ada juga yang menolak untuk menerima kondisi rohani diri mereka – walaupun sudah parah, jadi mereka tidak menghadap sang Juruselamat untuk menerima belas kasih dan kesembuhan dari-Nya. Matius – si pemungut cukai – tahu akan kebutuhannya dan ia berbalik kepada Yesus.

Ketika Paulus menulis tentang kondisi orang-orang di hadapan Allah, dia memetik dari Mazmur 14: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak” (Rm 3:10-12; bdk. Mzm 14:1-3). Paulus ingin agar kita menyadari bahwa kita tidak dapat mengandalkan diri pada kebaikan kita sendiri, karena “… semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah” (Rm 3:23).

Selama kita merasa bahwa diri kita tidaklah begitu jelek, maka sesungguhnya kita sedang mencoba untuk mengandalkan kebaikan diri kita sendiri. Jadi, kita akan gagal menggantungkan diri kita sepenuhnya kepada Allah atau mengalami penyelamatan-Nya yang akan datang hanya melalui Yesus. Marilah kita menanyakan kepada diri kita sendiri pada hari ini: “Apakah aku melihat diriku sendiri sebagai seorang pendosa yang membutuhkan penebusan melalui darah Yesus?” Kita mungkin membutuhkan untuk let go segala kecenderungan kita untuk berpikir bahwa selama ini kita telah melakukan segala sesuatu dengan cukup baik (Kita mengatakan, “Biar bagaimana pun juga, kita kan manusia biasa?). Matius menanggapi panggilan Yesus secara positif untuk mengikuti-Nya karena dia mengerti kondisi dirinya sendiri dan melihat bahwa Yesus dapat menyembuhkannya.

DOA: Tuhan Yesus, aku mengakui kedosaanku di hadapan hadirat-Mu. Engkau telah membayar biaya untuk dosa-dosaku dan semua orang di atas kayu salib agar aku dan orang-orang lain juga dapat diperdamaikan dengan Bapa di surga. Yesus, Engkaulah andalanku! Aku berterima kasih penuh syukur kepada-Mu, ya Yesus. Amin.

Catatan: Untuk mendalami bacaan Pertama hari ini (Ef 4:11-7,11-13), bacalah tulisan yang berjudul “SEORANG SAMPAH MASYARAKAT YANG DIPILIH OLEH YESUS GUNA MENJADI PEWARTA DAN PENULIS INJIL YANG HEBAT” (bacaan tanggal 21-9-15) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 15-09 BACAAN HARIAN SEPTEMBER 2015. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 21-9-13 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak, 18 September 2015 [Peringatan S. Yosef dari Copertino, Imam] 

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages