![]() |
Autisme - Sibuk Pada Dunianya Sendiri |
Begitu menggenaskan jika melihat pemberitaan atau media massa mengenai dampak teknologi bagi perilaku manusia. Jika kita membayangkan manfaat dari teknologi sendiri, tentu tujuan diciptakannya teknologi adalah membantu umat manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya. Namun, siapa sangka bahwa dampak buruk dari teknologi itu berimbas pada perilaku yang jauh menyimpang. Kita tidak membayangkan pengaruh-pengaruh negatif yang bisa dibilang tak disangka-sangka mampu mengancam bahkan membahayakan nyawa dan keselamatan. Orang-orang yang kita sayangi dapat menjadi korban keteledoran kita sendiri akibat terlalu sering memperhatikan gadget di tangan atau status-status di media sosial. Di tempat lain, ada seorang ibu yang terlalu asyik melihat smartphone sampai-sampai ia tidak menyadari anak-anaknya dilindas oleh mobil yang lewat. Pemberitaan lama lainnya, seorang ibu di rumah sedang memandikan anaknya tetapi ia lupa mematikan keran air sehingga anaknya harus tewas tenggelam di dalam bak, akibat terlalu asyik dengan facebook. Semakin jauh lagi, pasangan-pasangan yang baru mengenal media sosial dicuci otak dan matanya oleh munculnya pihak ketiga yang akhirnya memicu terjadinya perselingkuhan dan berujung pada perpisahan hingga perceraian. Masih banyak contoh naas lainnya yang bisa kita angkat betapa masyarakat sangat dikendalikan oleh teknologi bukan sebaliknya.
Penulis menganggap ini sebagai pemujaan terhadap teknologi. Manusia mulai melupakan sisi kemanusiaan, tanggung jawab, tugas-tugasnya sehari-hari. Kecanduan teknologi akhirnya menyebabkan manusia menjadi malas berpikir, malas beride, terlalu bergantung pada teknologi instan yang sama sekali tidak membawa manfaat dalam kehidupannya. Pemujaan teknologi ini tidak berhenti hanya sampai di situ. Autisme terhadap game-game dan media sosial yang ada membuat orang menjadi malas, lelah melaksanakan pekerjaan, karena kesenangan yang ditawarkan teknologi yang mampu menghambat kinerja seseorang dalam pekerjaan dan tugasnya. Ini membawa dampak destruktif yang perlahan-lahan membunuh kehidupan manusia sebagai manusia. Hampir semua orang telah terjebak di dalam dunia maya. Perlu ada pewartaan bagi kaum rohaniwan untuk mengingatkan kepada orang-orang. Internet dapat menjadi media kerasulan yang efektif apa lagi di zaman ini hampir semua orang memiliki akun media sosial. Jangan takut untuk bersaksi atau dicemooh. Melalui teknologi, bisa membawa kebaikan dan juga keburukan sekaligus. Tetapi kita, yang memahami dampak negatif teknologi tersebut harus segera keluar dari lingkaran setan dan memanfaatkannya serta menguasainya sebagai alat bukan pembelenggu kehidupan. Supaya tidak ada lagi pemujaan terhadap teknologi yang membahayakan keberlangsungan hidup umat manusia. Mari merasul di dunia maya!
PAX ET BONUM
(Sdr. Fransesco Agnes Ranubaya, OFS)
No comments:
Post a Comment