TANDA KONTRADIKSI DAN PENGHARAPAN - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sunday, January 26, 2014

TANDA KONTRADIKSI DAN PENGHARAPAN

TANDA KONTRADIKSI DAN PENGHARAPAN

(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Angela Merici – Senin, 27 Januari 2014)

Ordo Santa Ursula: Hari Raya S. Angela Merici, Pendiri (seorang anggota OFS)

KONFLIK DGN ORANG FARISI DLL. - DENGAN KUASA MANA ENGKAU ...
Ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata, “Ia kerasukan Beelzebul,” dan, “Dengan pemimpin setan Ia mengusir setan.” Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Semua dosa dan hujat apa pun yang diucapkan anak-anak manusia akan diampuni. Tetapi siapa saja yang menghujat Roh Kudus tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa yang kekal.” Ia berkata demikian karena mereka mengatakan bahwa Ia kerasukan roh jahat. (Mrk 3:22-30)

Bacaan Pertama: 2Sam 5:1-7,10; Mazmur Tanggapan: Mzm 89:20-22,25-26

Marilah kita sekarang merenungkan Yesus Kristus, seorang Pribadi yang penuh kuasa dan keindahan. Kemurahan-hati-Nya yang besar terhadap orang-orang miskin, orang-orang yang menderita berbagai sakit-penyakit, para pendosa, pengajaran-Nya yang sangat bermutu dan penuh kuasa, kuasa penyembuhan-Nya yang mengalir terus tanpa dapat dibendung, kesucian/kesalehan hidup-Nya ketika hidup sebagai manusia di muka bumi ini. Namun kita merasa seakan-akan sedang menghadapi sebuah teka-teki yang tidak mudah dipecahkan.

Pada suatu hari Yesus berkata kepada para lawan yang sungguh membenci-Nya: “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapa kamu tidak percaya kepada-Ku?” (Yoh 8:46). Tidak ada seorang pun dari para lawan-Nya yang dapat menjawab Yesus. Tidak ada seorang pun yang dapat menuduh-Nya. Namun, mengapa Yesus menjadi suatu “tanda kontradiksi” (tanda lawan)? Mengapa mereka memandang Yesus menjadi seorang musuh publik (Inggris: public enemy)? Bagaimana mungkin orang-orang yang mengklaim diri mereka sebagai umat yang menanti-nantikan penebusan Allah justru menolak Yesus mentah-mentah, padahal penebusan sudah datang dan berdiri di depan mata mereka?

Apakah kita (anda dan saya) tidak merasa sungguh terkejut melihat kebutaan para pemuka agama Yahudi, para pemimpin agama Yahudi, atau katakanlah para agamawan. Tidakkah kita merasa kaget melihat sikap angkuh dan “cuek” mereka ketika mendengar khotbah/pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah dan seruan-Nya agar umat melakukan pertobatan? Tidakkah kita merasa “ngeri” ketika melihat dengan jelas “niat buruk” orang-orang itu terhadap diri Yesus? Bukankah mereka adalah tokoh-tokoh panutan yang dihormati rakyat banyak?

Sekarang, bagaimanakah dengan kita sendiri? Kalau kita terkejut melihat kekurangan-kekurangan para lawan Yesus seperti digambarkan dalam Injil, maka kita pun pantas terkejut jika melihat dan sadar akan kekurangan-kekurangan diri kita sendiri. Bukankah kita sering memperlakukan Yesus sebagai “tanda kontradiksi”? Bukankah tidak jarang kita mengesampingkan ajaran-ajaran-Nya ketika – misalnya sebagai seorang direktur perusahaan – kita harus mengambil keputusan bisnis yang penting menyangkut etika dan moral? Bukankah kita sering menolak Yesus dan malah berkonspirasi dengan mitra kerja atau mitra bisnis kita untuk melawan Dia, yang nota bene adalah Tuhan dan Juruselamat kita? Bukankah kita sering hanya saleh sebagai orang beriman pada hari Minggu saja, dan dari hari Senin sampai dengan Sabtu kita kembali bertindak tanduk sebagai monster yang menakutkan bagi sesama kita? Kita selalu menginginkan diri kita menjadi “yang terbesar”, “yang terhebat”, “yang paling keren atau paling cantik”. “yang paling wah” dlsb. Namun, ingatlah hai Saudari dan Saudaraku yang dikasihi oleh-Nya: Yesus senantiasa mengambil posisi sebagai “yang terkecil”, “yang paling hina-dina” (lihat Mat 25:31-46; teristimewa 25:40,45).

Apa yang diperintahkan oleh Bapa surgawi, itulah yang dilakukan oleh Yesus – malah dengan “biaya” berupa keamanan-Nya, kenyamanan-Nya, bahkan hidup-Nya sendiri. Yesus tidak mengambil apa pun untuk keuntungan diri-Nya sendiri. Dengan tujuan yang jelas-arah, dengan kemurnian hati, dan dengan sikap serta perilaku-Nya yang sederhana dan tak tersaingi oleh nabi-nabi besar yang mana pun, Yesus membawa penebusan kepada umat yang ternyata belum mempersiapkan diri untuk itu. Namun, selagi kita menoleh ke belakang dan sekeliling kita, kita dapat bertanya kepada diri sendiri, “Apa lagi yang akan membawa penebusan sejati? Penebusan apa lagi yang kita sungguh-sungguh butuhkan?

DOA: Tuhan Yesus, Engkau sungguh terlalu baik bagi kami. Engkau melakukan dengan begitu sempurna apa yang kami harapkan dan tidak mampu mencapainya. Engkau akan selalu menjadi “tanda kontradiksi”. Untuk alasan itulah Engkau senantiasa menjadi tanda pengharapan dan penebusan bagi kami. Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Tuhan dan Allah kami, sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 3:22-30), bacalah tulisan yang berjudul “YESUS DAN BEELZEBUL” (bacaan tanggal 27-1-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 14-01 PERMENUNGAN ALKITABIAH JANUARI 2014.

Cilandak, 24 Januari 2014

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages