(Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Angela Merici – Senin, 27 Januari 2014)
Ordo Santa Ursula: Hari Raya S. Angela Merici, Pendiri (seorang anggota OFS)
KONFLIK DGN ORANG FARISI DLL. - DENGAN KUASA MANA ENGKAU ...
Ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata, “Ia kerasukan Beelzebul,” dan, “Dengan pemimpin setan Ia mengusir setan.” Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan, “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Semua dosa dan hujat apa pun yang diucapkan anak-anak manusia akan diampuni. Tetapi siapa saja yang menghujat Roh Kudus tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa yang kekal.” Ia berkata demikian karena mereka mengatakan bahwa Ia kerasukan roh jahat. (Mrk 3:22-30)
Bacaan Pertama: 2Sam 5:1-7,10; Mazmur Tanggapan: Mzm 89:20-22,25-26
Injil Markus secara progresif mengungkapkan siapa Yesus itu sebenarnya – dari peristiwa yang satu ke peristiwa selanjutnya. Dalam salah satu peristiwa itu (bacaan Injil hari ini), Yesus menghadapi tuduhan yang serius dari para ahli Taurat yang mengatakan bahwa diri-Nya kerasukan Beelzebul (gelar untuk roh jahat yang berarti “tuan dari lalat-lalat”). Mereka menuduh Yesus mengusir roh-roh jahat dengan menggunakan kuasa dari “penguasa roh-roh jahat” itu, dan mereka juga menuduh Yesus, bahwa Dia “kerasukan roh jahat” (Mrk 3:22,30).
Yesus menyingkapkan tidak masuk akalnya tuduhan para ahli Taurat itu dengan sebuah pertanyaan akal-sehat: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?” (Mrk 3:23). Karena kecemburuan atau sikap benar-sendiri, para ahli Taurat itu menjadi buta terhadap hal-hal yang sudah jelas dan gamblang: Melalui pengusiran roh-roh jahat dan penyembuhan orang-orang sakit Yesus sebenarnya sedang melakukan perusakan/ penghancuran Kerajaan Iblis, bukan membangunnya. Secara implisit Yesus sebenarnya mengatakan bahwa Dia telah datang untuk membangun Kerajaan Allah dengan pertama-tama menjarah rumah dari si “orang kuat” (Mrk 3:27).
Kepada para lawan yang menuduhnya, Yesus mengingatkan: “Siapa saja yang menghujat Roh Kudus tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa yang kekal” (Mrk 3:29). Konteksnya di sini bersifat signifikan. Yesus sedang memperingatkan para pemimpin/pemuka agama Yahudi yang menyatakan karya penyelamatan Allah sebagai pekerjaan si Iblis. Mereka memutar-balikkan kebenaran, menolak karunia keselamatan Allah dan menempatkan orang-orang dalam posisi berisiko juga.
Sebelumnya, bagian pertama dari pernyataan Yesus berbunyi sebagai berikut: “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Semua dosa dan hujat apa pun yang diucapkan anak-anak manusia akan diampuni” (Mrk 3:28). Hal ini menandai sebuah langkah lagi dalam pernyataan progresif dari Anak Manusia: Dialah yang mempunyai kuasa untuk mengampuni.
Markus mengkombinasikan cerita penolakan ini dengan serangkaian tanggapan-tanggapan yang bersifat skeptis. Urut-urutannya menyediakan suatu efek kumulatif. Identitas Yesus muncul secara lebih jelas karena Dia membuktikan bahwa tuduhan negatif para lawan-Nya itu salah. Pada saat yang bersamaan, Markus menunjukkan kontradiksi yang mencolok: Para ahli Taurat dan otoritas keagamaan Yahudi menolak Dia (padahal ekspektasi kita adalah sebaliknya, yaitu mereka akan menyambut baik diri-Nya). Bahkan keluarga-Nya pun mempertanyakan tindak-tanduk Yesus (Mrk 3:21). Para murid dan orang banyak terdiri dari orang-orang sederhana dan miskin – barangkali karena kebutuhan riil mereka, namun pasti karena keterbukaan mereka – memandang Yesus sebagai sang Mesias yang dengan penuh kuasa meresmikan kedatangan Kerajaan Allah.
DOA: Tuhan Yesus, seperti orang-orang yang telah bertemu dengan Engkau, aku sering disusahkan dengan rasa ragu, rasa takut dan prasangka-prasangka. Namun ketika Roh-Mu menyentuh diriku, aku tahu bahwa Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Tolonglah aku, ya Tuhan Yesus, supaya aku dapat mengenal Engkau secara lebih mendalam lagi, sehingga aku dapat menyerahkan diriku sepenuhnya kepada-Mu. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 3:22-30), bacalah tulisan yang berjudul “TANDA KONTRADIKSI DAN PENGHARAPAN” (bacaan tanggal 27-1-14) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; 14-01 BACAAN HARIAN JANUARI 2014.
(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 28-1-13 dalam situs/blog SANG SABDA)
Cilandak, 23 Januari 2014
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
No comments:
Post a Comment