SANTO YUSUF DARI LEONISSA - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Saturday, January 11, 2014

SANTO YUSUF DARI LEONISSA

4 Februari
St. Yusuf dari Leonissa
1556-1612

yusuf-dari-leonessa

RIWAYAT HIDUPNYA
Pada tahun 1556, di Leonissa, wilayah Abruzzi di kerajaan Napoli, pasangan saleh Yohanes Desiderius dan Frances Paulina, diberkati dengan seorang putera, yang pada hari permandiannya mereka beri nama Euphranius. Berkat bimbingan mereka yang penuh iman, anak lelaki yang masih kecil itu telah melakukan kesalehan yang sedemikian besar, sehingga pada umurnya yang masih sangat muda itu dia menjauhkan diri dari hari-hari pesta tertentu dan dengan senang hati melakukan ulah-ulah kesalehan.

Kemudian, sewaktu melanjutkan studinya di Viterbo, dia sedemikian menarik perhatian dan kekaguman banyak orang karena kerajinan dan ketekunannya serta kehidupannya yang penuh kebajikan, sehingga seorang bangsawan di kota itu menawarkan anak gadisnya untuk dinikahinya, disertai dengan sejumlah mas kawin yang berlimpah-limpah. Tetapi Euphranius telah mengambil suatu pilihan yang lebih mulia. Dia meninggalkan sekolah dan masuk Ordo Fransiskan di antara para Kapusin di Leonissa, pada tahun 1573 dan dia mengambil nama: Yusuf. Di sini dia menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam hal-hal yang paling tidak disukai oleh orang-orang muda: mati-raga dan penitensi.

Tempat tinggalnya adalah sebuah sel (kamar) yang sederhana sekali, sedemikian kecil dan sempit sehingga hampir-hampir dia tidak dapat berdiri, duduk atau berbaring di situ. Tempat tidurnya hanyalah lantai tanah dengan sebongkah kayu sebagai bantalnya. Dia lebih memilih makan makanan yang orang lain tidak dapat atau tidak mau memakannya, seperti kacang-kacangan yang basi dan roti yang sudah berjamur. Kendati kesibukan dan jerih payah tugas berkhotbahnya, dia tetap sedemikian menjalani ulah tapa dan mati-raganya, bahkan sesudah tugas berkhotbah itu dipercayakan padanya. Dengan karya-karya ulah tapa dan penitensi, dia berusaha untuk merebut kambali untuk Tuhan, jiwa-jiwa yang tidak dapat digerakkan oleh kata-katanya.

Pada tahun 1587, semangatnya demi jiwa-jiwa mendorongnya untuk pergi ke Konstantinopel. Dia tidak dapat berlama-lama menyembunyikan dari orang-orang Turki yang fanatik, kebaikan yang sedang dia lakukan, khurusnya di antara orang-orang tawanan Kristen dalam kapal yang bekerja paksa sebagai pendayung. Mereka menangkapnya; tangan dan kaki kanannya mereka tusuk dengan pengait yang tajam, kemudian mereka menggantungnya pada sebuah tiang gantungan. Lalu dibawahnya mereka nyalakan api yang tidak begitu besar, dengan maksud untuk membakarnya hidup-hidup secara pelahan-lahan dan kemudian sedikit demi sedikit membuat dia sesak nafas. Pada hari ke empat, secara ajaib dia dibebaskan oleh seorang malaikat dan diperintahkannya supaya kembali ke Italia untuk mengkhotbahkan Injil kepada orang-orang miskin. Sejak waktu itu, tanpa kenal lelah dia menjelajahi segenap kampung-kampung dan kota-kota di wilayah Umbria. Dengan tegas dia mengenyahkan kejahatan jaman itu, seperti dansah-dansah dan sandiwara-sandiwara yang liar. Dalam interaksinya dengan orang-orang, dia bagaikan seekor domba dalam hal kelembutan hati dan belas kasihnya. Berkat penderitaannya, dia memperoleh simpati dari banyak orang dan menghasilkan rekonsiliasi yang menakjubkan diantara orang-orang yang telah bertahun-tahun hidup saling bermusuhan. Demikian juga rekonsiliasi di dalam keluarga-keluarga dan kelompok-kelompok yang telah lama saling menjauhkan diri.

Seringkali, sewaktu bekerja atau berdoa, dia terperangkap oleh ekstase. Dia pun melakukan banyak mukjizat, dan dikaruniai anugerah kenabian dan kemampuan untuk membaca hati orang. Dia juga meramalkan hari kematiannya. Hari dia memasuki kebahagiaan Tuhan itu adalah 4 Februari 1612, di biara Amatrice. Jenazahnya dibawa dan disemayamkan di kota kelahirannya, Leonissa, dan disana dimuliakan dan disemarakkan oleh terjadinya banyak mukjizat.

Paus Clemens XII memberi Yusuf gelar Beato, sedangkan Paus Benediktus XIV memberikan kanonisasi pada tahun 1745.

PERIHAL MATI RAGA DALAM HAL SELERA MAKAN
1. Renungkanlah bagaimana St. Yusuf dari Leonissa, semasa umurnya yang masih begitu muda, telah bermatiraga dalam selera makannya dengan sukarela berpuasa, dan kemudian melangkah lebih jauh lagi dengan mencari kebutuhan makannya dalam makanan-makanan yang berlawanan dengan selera banyak orang. Makanan itu bahkan dapat merugikan kesehatannya sendiri, bila saja Tuhan yang mendorongnya berbuat demikian, tidak telah melindunginya. Dengan demikian, dia membuktikan bahwa dirinya adalah anak Fransiskus sejati. St. Bonaventura menulis mengenai hal ini: “Bila dia sedang sehat, dia jarang makan makanan yang sudah dimasak dan bila dia diharuskan makan makanan semacam itu, maka dia cenderung memakannya dengan terlebih dahulu mencampurkan abu dan air ke dalamnya. Dia tidak saja menyingkiri anggur, tetapi bahkan tidak pernah berkeinginan untuk minum air.” Bapa Serafik kita telah melakukan hal ini, karena dia mengingat kata Rasul yang berkata: “Mereka yang telah memakan Kristus telah menyalibkan dagingnya” (Gal 5:24). – Sesuai dengan peraturan mereka, para Tersiaris juga diwajibkan menahan diri dalam makanan dan minuman. Dalam hal ini, apakah engkau juga sudah membuktikan diri sebagai anak Fransiskus sejati?

2. Renungkanlah betapa mudahnya dan dengan berbagai macam cara, kita dapat memanjakan selera makan kita: dengan makan terlalu banyak, dengan makan terlalu sering, dengan makan begitu rakus, dengan makan hanya makanan pilihan. Banyak orang telah menjaga diri melawan ketiga hal yang pertama, tetapi ternyata tak berdaya dalam hal yang terakhir. Tuhan telah mengatur bahwa makanan kita secara alami memberikan kelezatan, dengan maksud supaya makanan itu mengakibatkan kesehatan bagi tubuh kita. Dan tidaklah salah bila kita menikmati makanan kita. Tetapi kegemaran akan makanan yang enak-enak hanyalah memuaskan nafsu tak teratur pada makanan dan minuman; sebagaimana yang dikatakan oleh St. Krisostomus: “Beberapa orang rupanya hidup untuk makan, dan bukan makan untuk hidup.” – Apakah engkau termasuk kelompok ini?

3. Renungkanlah cara-cara untuk mengatasi nafsu makan dan minum yang tak teratur. Diceriterakan, bagaimana St. Adelgundis, setelah mempertimbangkan betapa sulitnya memuaskan kebutuhan badaniah tanpa mencecap kenikmatan sensual, dia mohon kepada Tuhan supaya menghapuskan rasa nikmatnya dalam makan dan minum. Lalu muncullah St. Petrus di hadapannya dan diberikan kepadanya roti dari surga. Semenjak saat itu, tidak ada lagi makanan duniawi dapat memuaskan seleranya. Jika kita juga ambil bagian dalam makanan surgawi, yakni: bila kita berulang-ulang berkontemplasi pada kebahagiaan surgawi dan kita dianugerahi kesempatan mencicipi kemanisannya, dan bila kita ingat bahwa melalui makan buah terlaranglah surga telah tertutup dan menjadi terbuka kembali ketika Kristus meminum piala Sengsara-Nya yang pahit dan anggur campur empedu yang memuakkan itu; baru, bila semuanya itu terjadi, barangkali makanan-makanan duniawi akan dapat sedikit tidak menarik kita lagi. Setiap hari kita akan bergembira dapat mempersembahkan matiraga kita kepada Tuhan dengan mematikan nafsu makan kita sebagaimana St. Yusuf dari Leonissa telah lakukan, sehingga kita boleh berkembang dalam melaksanakan praktek-praktek kesalehan dan sesudah itu dijadikan peserta dalam menikmati kemanisan surgawi.

DOA GEREJA
Ya Tuhan, Engkaulah yang memberikan ganjaran kepada hamba-hamba yang setia; Engkaulah yang dengan sesungguhnya membuat St. Yusuf menjadi seorang pekerja yang luar biasa dalam pewartaan Injil; anugerahilah kami dengan berlimpah ruah, berkat pengantaraannya, supaya kami tidak pernah akan berhenti mengabdi-Mu dengan cara yang menyenangkan di dunia ini dan semoga akhirnya menerima dari-Mu ganjaran penuh di surga. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, OFM, © 1959 Franciscan Herald Press. Penerjemah: Alfons S. Suhardi, OFM

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages