4 JANUARI
Beata Angela dari Foligno
Biarawati, Ordo III
1248 – 1309
01-angela-dr-foligno-1
RIWAYAT HIDUPNYA
Angela dilahirkan pada tahun 1248, dari sebuah keluarga ternama di Foligno, yang terletak hanya belasan kilometer dari Asisi. Sebagai seorang wanita muda, dan juga sebagai seorang isteri dan ibu, dia hidup hanya dalam kemewahan dunia dan kesenangan yang sia-sia. Namun rahmat Tuhan bermaksud membuat dia sebagai bejana pilihan demi kebaikan dan keselamatan banyak orang. Sederetan kasih ilahi menyentuh jiwanya dan berpengaruh sedemikian kuatnya sehingga membawanya ke pertobatan.
Atas perintah bapa pengakuannya, dia bertekad untuk menuliskan jejak langkah pertobatannya dalam delapan belas langkah rohani. “Dalam terang rahmat,” demikian tulisnya, “saya menyadari kedosaan saya; saya dicekam oleh ketakutan besar akan adanya kutukan yang akan menimpaku, dan air mataku pun jatuh bercucuran. Saya pergi mengaku dosa supaya diringankan dari dosaku, tetapi karena malu saya telah menyembunyikan dosa-dosaku yang paling berat, kendati demikian saya tetap menyambut komuni. Sekarang suara batinku menyiksaku siang dan malam. Saya berseru kepada St. Fransiskus mohon pertolongan, dan, digerakkan oleh dorongan batin, saya pergi ke sebuah gereja, di mana seorang imam fransiskan sedang berkhotbah.
“Kukumpulkan semua keberanianku untuk mengakukan semua dosaku kepadanya. Hal ini kulakukan langsung sesudah khotbahnya selesai. Dengan semangat ketekunan dan ketabahan, saya melaksanakan penitensi yang dia berikan kepadaku. Tetapi hatiku masih tetap disesaki oleh kepahitan dan rasa malu. Saya menyadari bahwa kasih ilahi telah menyelamatkan saya dari api neraka; karena itu saya memutuskan untuk menjalankan laku penitensi yang berat; tak ada yang terlalu sulit untukku, karena saya merasa bahwa saya ini telah menjadi milik neraka. Saya mohon pertolongan pada orang-orang kudus dan terutama kepada Santa Perawan Maria, untuk memberikan perantaraan pada Tuhan bagiku.
“Sekarang nampaklah bagiku, seolah-olah mereka menaruh belas-kasihan padaku. Saya pun merasakan adanya api kasih ilahi bernyala di dalam diriku, sehingga saya dapat berdoa, padahal sebelumnya saya tidak pernah berdoa. Saya juga telah menerima rahmat istimewa untuk merenungkan salib. Kristus telah begitu banyak menderita pada salib itu demi dosa-dosaku. Kesedihan, kasih dan keinginan untuk mengurbankan apa pun juga bagi-Nya telah memenuhi jiwaku.”
Seputar waktu itu, Tuhan mendengarkan kerinduan mendalam orang yang bertobat itu: ibunya meninggal dunia, kemudian suaminya, dan segera sesudah itu semua anaknya. Peristiwa-peristiwa menyedihkan ini sangat menyakitkan hatinya, tetapi dia menerimanya sebagai kurban dan menyerahkan segala sesuatunya pada kehendak Tuhan. Sebagai orang yang terbebaskan dari semua ikatan itu, dengan persetujuan bapa pengakuannya, dia melepaskan kepemilikan akan semua harta bendanya, sehingga sebagai orang miskin dia dapat melangkah mengikuti jejak Penebusnya yang miskin. Dia juga masuk menjadi anggota Ordo Ketiga St. Fransiskus, dan dengan segera dia menjadi pimpinan dan pembimbing orang-orang yang mengikuti jejaknya. Banyak wanita bergabung padanya, bahkan sampai ada yang mengikrarkan ketiga kaul. Dia mendorong mereka dalam karya cinta kasih, memelihara orang-orang yang menderita sakit dan secara pribadi pergi mengemis dari pintu ke pintu demi kepentingan orang-orang miskin.
Sementara itu, Angela tetap semakin menenggelamkan diri dalam kontemplasi atas Sengsara Kristus. Dan sebagai pelindungnya dia memilih Ibu Yang Berdukacita dan muridnya yang setia Yohanes. Luka-luka yang telah diderita Tuhan bagi dosa-dosanya, mendorongnya untuk melakukan ulah tapa yang lebih keras lagi. Pada suatu ketika Tuhan memperlihatkan kepadanya, bahwa hati-Nya adalah tempat pengungsian yang aman dalam segala macam prahara hidupnya. Segeralah dia mendapatkan bahwa dia membutuhkan tempat pengungsian semacam itu.
Tuhan mengijinkan dia disiksa dengan godaan-godaan yang berat. Godaan-godaan yang muncul dalam sosok-sosok yang paling mengerikan dan menjijikkan membuat jiwanya tertekan. Gelora api nafsu melanda sedemikian berkobarnya sampai-sampai dia berkata: “Saya lebih suka memilih diriku diselimuti kobaran api dan membiarkan diriku terus menerus dibakar daripada harus menderita siksaan semacam ini.” Kendati demikian, dia berseru kepada Tuhan, “Kemuliaan bagi-Mu, ya Tuhan! Salib-Mu adalah tempat perlindunganku.” Pencobaan-pencobaan yang menyakitkan ini berlangsung lebih dari dua tahun; tetapi sesudah itu, hamba Tuhan yang telah dimurnikan dan teruji ini dipenuhi dengan penghiburan yang teramat besar. Dia menerima pemahaman yang menakjubkan akan hal-hal ilahi dan kerap kali didapati berada dalam keadaan ekstase. Selama bertahun-tahun, komuni kudus merupakan makanan satu-satunya, sampai akhirnya, – setelah sama sekali dimurnikan – dia masuk ke dalam kebahagiaan kekal dari Kebaikan Yang Teragung, pada 4 Januari 1309.
Sri Paus Innosensius XII mengesahkan devosi yang terus menerus yang dipersembahkan orang kepadanya pada makamnya di Foligno. Dia dibeatifikasi pada tahun 1693.
PERIHAL MANFAAT PENCOBAAN
1. Renungkanlah bagaimana Beata Angela telah berhasil menerobos begitu banyak langkah yang menyakitkan supaya dapat sampai pada pertobatan sejati. Pertobatan yang sejati tidaklah terlaksana semudah dan secepat sebagaimana orang sering meyakininya. Salah satu langkah-langkah itu berupa godaan-godaan yang terus-menerus menerpa. Ini merupakan salah satu dari tahap-tahap yang paling penuh penderitaan, tetapi dengan jalan inilah Tuhan menghendaki untuk menguji kesetiaan hamba-hamba-Nya. Musa berkata kepada bangsa pilihan Tuhan demikian: “TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu” (Ul 13:3). Betapa bahagianya, bila pencobaan itu telah teratasi, mengetahui bahwa seseorang sudah lulus dalam pengujiannya! Apakah engkau pernah mengalami kebahagiaan ini setelah melewati pencobaanmu?
2. Renungkanlah bahwa pencobaan-pencobaan itu juga merupakan sarana yang kita lalui untuk belajar mengenal diri kita sendiri dan kelemahan-kelemahan kita. Thomas a Kempis berkata (1:13): “Pencobaan-pencobaan memperlihatkan siapakah kita ini.” Kadang-kadang tak pernah terlintas dalam benak kita, bahwa kita dapat jatuh ke dalam dosa seperti yang dilakukan orang lain. Tetapi bila pencobaan yang berat menimpa kita, dengan serta merta kita menggabungkan diri dengan pemazmur dan menyatakan: “Kalau Tuhan telah tidak menjadi penolongku, maka jiwaku nyaris menjadi penghuni neraka” (Mzm 93:17). Godaan tidaklah membuat kita lemah. Godaan hanya memperlihatkan betapa lemahnya kita ini. Pengalaman-pengalaman semacam itu mendorong kita untuk menjadi lebih lembut dalam mengadili orang lain dan lebih berhati-hati dalam tingkah laku kita sendiri. Bila David menjadi orang yang berbuat zinah dan pembunuh karena telah memandang sekilas Bethsabee, apakah kita mungkin juga lalu nyrempet-nyrempet bahaya seperti ngengat yang terbang mengelilingi api yang berkobar? “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan” (Mat 26:41).
3. Renungkanlah bahwa pencobaan-pencobaan mendorong kita menjadi lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan mempersatukan diri kita lebih erat pada-Nya. Sebagai seorang anak berlari-lari ke ibunya bila terancam bahaya, dan menyembunyikan diri pada pangkuannya, demikian juga seorang Kristen yang mencintai jiwanya, akan mencari perlindungan pada Tuhan pada saat-saat yang berbahaya. Dan sebagaimana sebatang pohon akan menancapkan akarnya lebih mendalam lagi bila prahara menerpa puncaknya, demikian juga seorang Kristen akan melekatkan diri lebih teguh lagi pada Tuhan selama dilanda prahara godaan. Sementara itu kita pun mengakui bahwa Tuhan menjadi segala-galanya: harapan kita -satunya, pendukung kita dan penebusan kita satu-satunya. Pengakuan ini merupakan berkat dan rahmat, kata Beata Angela, “Mengetahui diri sendiri dan mengetahui Tuhan, itulah kesempurnaan seorang manusia; tanpa pengakuan ini, maka penglihatan-penglihatan dan anugerah-anugerah yang besar menjadi tak ada faedahnya.”
DOA GEREJA
Ya Tuhan, Engkau yang adalah kemanisan hati dan cahaya penghuni surga, yang telah menyegarkan kembali hamba-Mu Beata Angela, dengan pemahaman yang menakjubkan akan perkara-perkara surgawi, anugerahkanlah kepada kami berkat jasa dan pengantaraannya, supaya kami mampu mengenal-Mu di dunia ini sedemikian sehingga kami dapat menjadi layak untuk menikmati kebahagiaan kemuliaan-Mu di surga. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm, © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh Sdr. Alfons S. Suhardi, OFM
No comments:
Post a Comment