OFS Regio Kalimantan - Upacara Komuni adalah salah satu bagian paling penting dalam perayaan Ekaristi. Umat Katolik percaya bahwa saat Komuni roti dan anggur yang telah dikonsekrasi telah menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Untuk bisa menerima Komuni saat Misa Kudus, tidak saja diperlukan sikap hati yang bersih, namun juga diwajibkan untuk berpuasa satu jam sebelum Ekaristi.
Ya, umat Katolik yang telah menerima Sakramen Ekaristi diwajibkan untuk berpuasa satu jam sebelum menerima Komuni.
Praktek puasa sebelum Misa ini merupakan tradisi disiplin kuno yang telah ada sejak abad ke-2. Awalnya, diterapkan peraturan bahwa setiap umat harus berpuasa sepanjang hari sebelum menerima Komuni atau Perjamuan Kudus.
Tradisi ini terus berjalan hingga Paus Pius XII kemudian mengeluarkan aturan baru puasa sampai tiga jam sebelum mengikuti Ekaristi. Aturan ini mulai diterapkan pada tahun 1957.
Peraturan puasa tiga jam kemudian diganti menjadi satu jam oleh Paus Paulus VI pada tahun 1964. Peraturan ini kemudian tertuang di dalam Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik.
Yang akan menerima Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala macam makanan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam sebelum komuni, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan (Canon 919 § 1).
Namun, untuk beberapa hal, ada pengecualian misalnya untuk orang tua, orang yang lemah, sakit dan yang merawat orang sakit. Hal ini jelas tertuang juga di dalam Hukum Kanonik Gereja Katolik.
Mereka yang lanjut usia dan menderita sakit, dan juga mereka yang merawat, dapat menerima Ekaristi mahakudus, meskipun dalam waktu satu jam sebelumnya telah makan sesuatu (Canon 919 § 3).
Lalu, mengapa umat Katolik harus berpuasa satu jam sebelum menerima Komuni Kudus?
Seperti dilansir dari Aleteia, Paus Paulus VI menulis tentang kekuatan disiplin spiritual ini (puasa). “Kemuliaan bertujuan untuk membebaskan manusia, yang sering menemukan dirinya sendiri, karena nafsu keinginan, hampir dirantai oleh keinginannya sendiri. Melalui ‘puasa tubuh’ manusia mendapatkan kembali kekuatan, dan luka yang ditimbulkan oleh ketidakberesan, disembuhkan dengan pantang yang sangat bermanfaat.”
Tuhan Yesus juga memberikan teladan yang baik bagaimana berpuasa. Yesus Kristus berpuasa selama 40 hari tanpa makan dan minum di padang gurun sebelum memulai pelayanan publiknya.
Kristus juga mengajarkan kepada para murid-Nya bahwa ada jenis iblis ini tidak dapat diusir kecuali oleh kuasa doa dan puasa” (Markus 9:29).
Sejatinya, puasa sangat bermanfaat untuk membangun kekuatan spiritual kita. Gereja meminta kita untuk melaksanakan tugas sederhana ini setiap kali kita menerima Komuni Kudus semua demi kebaikan kita sendiri sebagai umat Allah.
Sama seperti atlet melatih disiplin agar semakin kuat, demikian juga puasa sangat bagus untuk membangun otot-otot spiritual tersebut. Tanpa puasa kita lemah dan dan mudah dikuasai nafsu yang bisa membawa ke dalam dosa.
Paus Yohanes Paulus II juga menekankan pentingnya berpuasa sebelum menerima Tubuh dan Darah Kristus. Semua umat Katolik harus merasakan rindu yang dalam sebelum menerima karunia Tuhan itu.
Kita perlu “kelaparan” dan merindukan Ekaristi sebelum kita dapat menerimanya dengan benar. Kita harus merasakan kelaparan batin yang menunjukkan jiwa yang haus akan kasih Allah. Jika kita tidak memiliki rasa lapar ini (kelaparan fisik kita saat berpuasa), kita mungkin menganggap Komuni Kudus sebagai sesuatu yang biasa, tidak memerlukan persiapan sebelumnya.
Alasan terakhir mengapa puasa sebelum misa sangat bagus karena ini adalah gambaran dari cerita Ekaristi di dalam Injil, khususnya Pemberian Makan 5000 orang.
Setelah hari yang panjang para murid mendesak Yesus untuk mengusir orang banyak sehingga mereka dapat membeli makanan untuk mereka sendiri untuk dimakan.
Yesus justru meminta para murid untuk memberikan makan kepada 5000 orang yang hadir saat itu. Sedangkan para murid hanya mempunyai lima potong roti dan dua ekor ikan.
Yesus kemudian melipatgandakan semua makanan itu dan memberi makan semua orang hingga puas. Itu adalah salah satu mukjizat yang Yesus buat.
Sama seperti orang banyak pada hari itu, ketika kita mendekati meja Tuhan kita harus lapar, atau seperti pemazmur menyatakan, “Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.” (Mazmur 42: 1).
Sumber: amorpost.com
No comments:
Post a Comment