OFS Regio Kalimantan - Wujud nyata bentuk dukungan akan kehidupan beragama di Kabupaten Bengkayang (Kalbar), Bupati Suryadman Gidot, M.Pd beserta IbuFemi Suryadman Gidot ikut serta dalam prosesi peletakan batu pertama pembangunan gedung pastoran Santo Mikael Jagoi Babang yang dilakukan oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, Kamis (19 Oktober 2017).
Hadir juga dalam acara tersebut Wakil Bupati Bengkayang, Agustinus Naon, S.Sos, Komandan Komando Rayon Militer (Danramil) Jagoi Babang, Mayor Inf Amri Marpaung, Camat Jagoi Babang,Yustianus SE, MM, Provinsial Kapusin, Pastor Amandus Ambot, OFMCap, Pastor Paroki Sanggau Ledo, Pastor Adrianus Ali, OFMCap beserta beberapa pastor lainnya. Secara kebetulan hadir Father Jose Angel Echeverria OFMCap (asal Spanyol) yang saat ini bertugas di Roma dan sedang mengumpulkan data-data untuk penulisan buku tentang sejarah karya pelayanan Kapusin di Indonesia.
Dalam sambutan singkatnya, Suryadman Gidot mengatakan, salah satu persoalan yang terkait dengan kehadiran dan pelayanan pemerintah di kawasan perbatasan adalah tentang pelayanan keagamaan.
“Sebagai wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga, daerah perbatasan (Jagoi Babang) menjadi rentan terhadap masuknya ideologi-ideologi asing yang tidak selalu paralel dengan ideologi bangsa dan negara Indonesia,” ujar Bupati.
Untuk itulah, lanjut Bupati, persiapan pemekaran paroki di Jagoi Babang ini harus kita dukung bersama.
Acara pelatakan batu pertama tersebut diawali dengan nyanian pembukaan. Uskup terlebih dahulu memerciki dengan air suci lokasi bangunan dan juga batu pertamanya, sementara umat bernyanyi.
Lalu batu pertama itu dipasang pada tempat yang sudah disediakan masing-masing oleh : Mgr. Agustinus Agus, Bupati dan Wakil Kabupaten Bengkayang, Pastor Paroki Sanggau Ledo, Pastor Provinsial Kapusin, Camat Jagoi Babang, dan Father Jose Angel Echeverria OFMCap.
Dalam amanat singkatnya, Mgr. Agus mengatakan, persoalan keagamaan dan pelayanan agama di daerah perbatasan menjadi persoalan penting.
Sampai saat ini pengembangan pelayanan keagamaan di daerah perbatasan relatif masih lebih rendah dibanding dengan daerah lain, dan persoalan pembangunan fisik dimana bagian terbesar daerah perbatasan minim dengan kehadiran simbol-simbol fisik (bangunan keagamaan yang menandakan kepemilikan Indonesia).
“Minimnya fasilitas-fasilitas fisik tentunya berdampak langsung pada minimnya akses pelayanan keagamaan,” tandas Mgr. Agus.
Mgr. Agus mengatakan, pembangunan pastoran di Jagoi Babang sebagai bagian dari persiapan Jagoi Babang menjadi paroki. Pemekaran dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada umat dan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan umat basis yang diharapkan.
Jagoi Babang merupakan salah satu stasi dalam wilayah pelayanan Paroki Santo Petrus Sanggau Ledo. Saat ini sudah ditempatkan satu orang pastor dan satu orang bruder untuk melayani umat. Ordo Kapusin nantinya akan melayani daerah perbatasan ini.
Pastoran yang direncanakan dibangun dua tingkat ini menurut Mgr. Agus bukan untuk kemegah-megahan tapi untuk membenahi sarana pelayanan yang lebih baik demi kelancaran tugas.
Mgr. Agus memberikan pengarahan kepada umat yang hadir bahwa karya yang sudah dimulai ini semestinya membangkitkan iman dan mengajak umat untuk menunjukkan rasa terimakasih serta bahu-membahu mendukung baik melalui doa maupun finansial.
Menurut Mgr. Agus, rencana pembangunan pastoran Jagoi Babang sebenarnya belum akan dimulai tahun ini, tapi karena Pemda Bengkayang sudah mengucurkan bantuan dana awal lebih dari 300 juta, maka pihak keuskupan berani memulainya lebih cepat dari rencana semula.
Jika tidak ada halangan, maka bertepatan dengan Pesta Malaikat Agung : Santo Mikael (29 September 2018), pastoran Jagoi Babang dengan luas lurang lebih 600 meter persegi ini akan diresmikan bersamaan dengan Deklarasi Pendirian Paroki Santo Mikael Jagoi Babang, pemekaran dari Paroki Santo Petrus Sanggau Ledo.
Usai acara peletakan batu pertama pembangunan gedung pastoran Santo Mikael Jagoi Babang seluruh yang hadir diundang santap malam bersama di aula stasi (bekas gedung gereja yang lama sekarang di jadikan aula).
Suasana santap malam terasa sangat hangat, akrab, penuh kekeluargaan, cair dalam kebersamaan. Mgr. Agus lantas didaulat untuk menyanyikan beberapa lagu. Sontak seluruh yang hadir ikut bergoyang.
Mari bersama-sama kita dukung pembangunan pastoran di Jagoi Babang dan semoga proses persiapan pemekaran paroki berjalan lancar sesuai yang direncanakan.
Berikut visual pemberkatan lokasi dan peletakan Batu Pertama Pembangunan Pastoran Jagoi Babang *** Paulus Mashuri
Sumber: Majalah DUTA
No comments:
Post a Comment