Ilustrasi (Courtesy of VOA Indonesia)
OFS Regio Kalimantan - HARI Polio Sedunia (World Polio Day) telah dirayakan pada Selasa, 24 Oktober 2017 lalu. Penyakit polio (poliomielitis) yang terutama menyerang anak balita ini adalah penyakit yang sangat menular dan disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam.
Virus ditularkan oleh orang-ke-orang yang menyebar terutama melalui jalur fekal-oral atau virus keluar dari anus penderita dan masuk ke mulut anak lain. Itu karena virus polio berkembang biak pada usus.
Gejala awal adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan leher dan nyeri pada tungkai. Sekitar 1 dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan irreversibel atau permanen, biasanya di otot kaki dan di antara mereka yang lumpuh, 5% meninggal saat otot pernapasan mereka menjadi tidak bergerak.
Apa yang sebaiknya disadari?
Kasus polio telah menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988, dari sekitar 350.000 kasus kemudian menjadi 37 kasus yang dilaporkan terjadi pada tahun 2016. Sebagai hasil upaya global untuk memberantas penyakit ini, lebih dari 16 juta orang telah diselamatkan dari kelumpuhan.
Namun demikian, selama ada seorang anak yang terinfeksi, maka anak di semua negara yang sama berisiko tertular virus polio. Kegagalan memberantas polio dari seorang anak terakhir yang tersisa, secara teoritis dapat mengakibatkan sebanyak 200.000 kasus baru setiap tahun dalam waktu 10 tahun, bahkan mampu menyebar lintas negera ke seluruh dunia.
Tiga jenis virus
Dari 3 jenis virus polio liar (tipe 1, tipe 2, dan tipe 3), virus tipe 2 telah dimusnahkan pada tahun 1999 dan tidak ada kasus polio virus tipe 3 yang ditemukan sejak kasus terakhir dilaporkan di Nigeria pada bulan November 2012.
Kasus polio mengalami penurunan lebih dari 99% sejak tahun 1988, yaitu saat dicetuskannya Inisiatif Pemberantasan Polio (The Global Polio Eradication Initiative) yang waktu itu polio melumpuhkan 10 anak seumur hidup pada setiap 15 menit, di hampir setiap negara di dunia. Padahal, setiap kasus polio sepenuhnya dapat dicegah dan pada tahun 2017, masih ada 12 kasus polio yang telah dilaporkan, tetapi hanya terdapat di dua negara.
Saat ini masih terdapat tiga negara endemik yang tersisa, yang belum pernah berhasil menghentikan penularan polio, yaitu Afghanistan, Nigeria dan Pakistan. Namun demikian, di negara-negara tersebut penyebaran virus polio sudah terpojok sampai ke kabupaten atau wilayah yang lebih sedikit daripada tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, hanya tersisa di 15 kabupaten yang terinfeksi, dibandingkan dengan 29 pada bulan Oktober 2015. Selain itu, di dalam distrik yang rentan ini, sudah lebih banyak anak yang pernah divaksinasi.
Sulit dan rumit
Pemberantasan polio itu sulit dan rumit, termasuk di daerah dengan medan berat. Hal ini membutuhkan petugas kesehatan sebagai garda depan atau frontline, yang merupakan petugas vaksinasi yang pekerja keras dan berkomitmen untuk memberikan 2 tetes vaksin polio ke mulut atau oral kepada anak beberapa kali, biasanya 4 kali.
Imunisasi Polio 4 di Indonesia tahun 2016 telah diberikan kepada 4.391.667 bayi dan cakupan imunisasi polio telah mencapai 92,2%.
Keberhasilan ini juga bergantung pada kemampuan pemimpin masyarakat, orangtua, petugas medis, penyembuh tradisional dan petugas pengawas atau petugas surveilans, untuk mencari gejala penyakit polio, paling sering berupa lengan atau kaki lumpuh layuh atau floppy, dan memastikan bahwa tinja anak tersebut diperiksa untuk adanya virus polios.
Kedua prosedur ini yaitu menjangkau anak terakhir dan menemukan virus terakhir, adalah pilar kesuksesan kita bersama. Hal ini menyebabkan tidak akan ada tempat lagi untuk virus polio bersembunyi, karena begitu semua anak telah diimunisasi dan tidak ada anak yang tidak mendapat imunisasi polio, maka virus akan mati dan dunia akan terbebas dari polio (the world will be free of polio).
Usaha bersama
Untuk membasmi polio, WHO bekerja sama dengan Rotary International, UNICEF, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dan Yayasan Bill & Melinda Gates, telah menghimpun dana lebih dari US $ 1,6 miliar. Melalui usaha ini, lebih dari 16 juta orang tetap mampu berjalan tegak sampai hari ini, karena telah terbebas dari ancaman lumpuh seumur hidup. Pada tahun 2016, lebih dari 400 juta anak telah divaksinasi setiap tahun dan hampir 220.000 sampel tinja telah diuji untuk virus polio di laboratorium yang terakreditasi WHO.
Begitu polio diberantas, dunia dapat merayakan keuntungan layanan kesehatan untuk semua orang secara setara, tidak peduli di manapun mereka tinggal. Pemodelan ekonomi menyebutkan bahwa pemberantasan polio akan menghemat setidaknya US $ 50 miliar antara tahun 1988 dan 2035, terutama di negara berpenghasilan rendah.
Kesuksesan ini berarti bahwa tidak ada anak yang akan menderita efek buruk dari polio, yaitu kelumpuhan seumur hidup dan keberhasilan memberantas penyakit menular pada manusia ini adalah untuk kedua kalinya dalam sejarah, setelah cacar.*
Momentum Hari Polio Sedunia (World Polio Day) pada Selasa, 24 Oktober 2017 lalu itu merupakan kesempatan untuk mengenang karya petugas vaksinasi sekitar lebih dari 20.000 orang, sebagai pahlawan tanpa tanda jasa (unsung heroes) yang telah bekerja keras untuk memberantas polio di seluruh dunia.
Apakah kita sudah turut membantu?
Yogyakarta, 26 Oktober 2017
Sumber: sesawi.net
No comments:
Post a Comment