Renungan Katolik "Bahasa Kasih"
Minggu, 11 Oktober 2015
Keb 7:7-11
Mzm 90:12-17
Ibr 4:12-13
Mrk 10:17-30
MURAH HATI
Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. - Mrk 10:22
Orang yang menghampiri Yesus dalam bacaan Injil memiliki banyak harta dan ia melakukan segala yang baik sejak masa mudanya. Tapi mengapa dia menjadi kecewa dan sangat sulit untuk melepaskan seluruh hartanya?Bukankah itu suatu konsep yang seharusnya sangat mudah bagi “orang baik”?
Ketika saya beranjak dewasa, sayapun memiliki penghasilan sendiri dan saya tidak kekurangan. Sayapun melakukan apa yang baik: bersikap jujur, membayar pajak, memberikan persembahan kasih, dan sebagainya. Tapi ketika ada permintaan untuk kegiatan sosial datang ke hadapan saya, saya mulai berkompromi.Saya tidak rela memberi dengan jumlah besar.Saya lebih suka “berhemat” dengan uang saya.Kondisi ini menyadarkan saya bahwa ketika saya sendiri mengalaminya, sekalipun saya merasa diri saya “baik” toh saya tetap menolak untuk bermurah hati.
Tentu saja saya tidak menyarankan kita menjual harta dengan tiba-tiba.Bukan kemurahan semacam itu yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Tahukah Anda, seseorang yang memiliki sedikit harta tapi murah hati sebenarnya jauh lebih kaya daripada orang yang kaya namun menyimpannya untuk dirinya sendiri? Kekayaan bukan soal materi, tapi tentang kebesaran hati untuk berbagi.Ketika kita bermurah hati, kita tidak perlu merasa kecewa bila harus memberikan sebagian milik kita bagi orang yang membutuhkan.Karena itu bukan lagi menjadi suatu kewajiban, melainkan sebuah sukacita. (Hd)
Apakah saya sudah bersikap murah hati?
No comments:
Post a Comment