KEKUATAN DOA BAPA KAMI DAN WAHYU ALLAH BAHWA SURGA ITU ADA - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Wednesday, August 12, 2015

KEKUATAN DOA BAPA KAMI DAN WAHYU ALLAH BAHWA SURGA ITU ADA

Penulis bersama Sdri. Monika Oybur
Beberapa waktu lalu tepatnya ketika Keluarga Fransiskan Fransiskanes Pontianak (KEFRAP) mengadakan kegiatan bakti sosial di kampung Raba Menjalin. Kesan dan pengalaman terasa begitu menarik setelah melaksanakan kegiatan tersebut. Tidak terbayang bagaimana harus berpisah dari masyarakat di kampung Raba yang begitu antusias selama mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini diadakan oleh KEFRAP yang terdiri dari sejumlah tarekat Fransiskan yaitu OFMCap, OFS, KFS, SFIC, SMFA, dan MTB. Tidak hanya itu, kegiatan juga disukseskan oleh panitia setempat yang juga telah bekerja sama mempersiapkan tugas pelayanan ini jauh-jauh hari. Tidak terkecuali penulis yang terselip di antara kumpulan persaudaraan Fransiskan itu, secara pribadi kegiatan tersebut membawa dampak positif.

Ada hal menarik di sela-sela kegiatan tersebut. Penulis tidak menyangka bahwa ia akan bertemu langsung dengan seorang pembuat buku yang berjudul “Surga itu Ada”. Sebut saja Monika Oybur. Selama ini penulis merupakan satu komunitas bersama beliau dalam Ordo Fransiskan Sekular (OFS), hanya saja saya sedikit lebih dahulu mengikuti komunitas ini. Ibu yang disapa Monika ini mengaku bahwa ia ingin membagikan pengalaman imannya kepada saya. Dalam tebakkan kaget, ia mengatakan bahwa saya adalah seorang penulis majalah. Sebelumnya, ia mengatakan bahwa ia tidak pernah menceritakan pengalamannya kepada jurnalis manapun. Penulis merasa sangat terhormat dan dengan seksama mendengarkan pengalaman iman ibu yang biasa disapa Monika ini.

Pengalamannya imannya sejak kecil hingga dewasa benar-benar menjadi inspirasi sekaligus teguran keras bagi penulis pribadi. Keajaiban dan pertemuannya bersama Tuhan Yesus terlihat begitu nyata. Pernah ia jatuh ke dalam sumur, tetapi kuasa Tuhan menolongnya sehingga ia lolos dari maut dengan cara yang ajaib. Pernah juga, ia mengalami sakit malaria tertiana di masa kecilnya. Bagaimana mungkin begitu mengalami kesembuhan, padahal sebelumnya ia bagaikan sosok manusia yang mengalami sakratul maut. Hanya perjumpaan pada Kristus melalui gambar Hati Kudus Yesus  di mana Yesus sendiri turun. Luar biasa, ia boleh dikunjungi Kristus sendiri dan disembuhkan dengan menjamah kakinya dan kepalanya. Bahkan dokter Rumah Sakit dan suster pembimbing asrama begitu heran dan sempat berdebat karena tidak percaya oleh karena keajaiban ini. Selain itu, Kejadian yang berulang-ulang di mana Kristus hadir dengan wajah yang begitu besar di langit, angin ribut melanda begitu dasyatnya, Tuhan di atas langit itu mengatakan padanya untuk mendoakan doa yang diajarkan Kristus kepada kita yakni Bapa Kami agar ia selamat.  Usai perjumpaan dengan Tuhan iapun bangun, selalu matahari bersinar dan ayam berkokok.

Perjalanannya bersama Tuhan yang membawanya menuju gerbang-gerbang alam baka. Ibu Monika Oybur diarahkan Kristus sendiri untuk melewati gerbang-gerbang itu dengan hanya berbekal doa Bapa Kami.  Mulai dari sebuah makam, Tuhan menuntunnya untuk tetap teguh mendaraskan doa Bapa Kami agar ia selamat selama perjalanan ini. Sampai ketika di mana ia tersedot oleh kekuatan yang maha dasyat. Malahan ia mendengar bahwa di sekelilingnya ada orang yang berteriak, menjerit, ketakutan seolah-olah memohon ampun. Seraya mendaraskan doa Bapa kami, ia diantar menuju perjalanan-perjalanan mengerikan. Di tempat yang sangat gelap ia mendengar jeritan di mana kertak gigi terdengar. Tak hanya itu, ia harus melewati gurun yang sangat luas dari sebuah gerbang dan gerbang. Sampai ia berjumpa sendiri pada Sto. Petrus yang adalah juru kunci kerajaan Surga. Penghakiman Allah adalah kasih dan keadilan, ia melihat kasih Allah yang begitu besar sampai orang paling jahat boleh menerima kesukaan bersama Tuhan di surga.

Jika diceritakan lebih jauh, maka pengalaman ini tidak akan cukup menggambarkan betapa Maha Besar Kuasa Tuhan. Wahyu Allah tidak hanya cukup berhenti sampai di sini. Melalui Saudari Monika Oybur inilah, Tuhan berkarya padanya. Tuhan ingin menunjukkan bahwa kasih-Nya masih eksis hingga saat ini. Hanya saja, manusia pada masa sekarang lebih banyak menyukai gelap daripada terang. Semoga pengalaman iman ini menjadi refleksi bagi kita untuk senantiasa bertobat setiap hari. Bukan terus menerus berbangga pada apa yang kita miliki saat ini, tetapi apa yang telah kita perbuat akan mengantarkan kita pada dua jalan, entah itu surga ataupun neraka. Tapi percayalah, karena memang Tuhan telah menunjukkan pada kita bahwa surga itu memang ada. (Fransesco Agnes Ranubaya)

Cuplikan Kisah Sdri. Monika Oybur dalam Buku “Surga itu Ada”:

Lalu suara itu berkata padaku, “ Siapa orang itu?” Kujawab seadanya, “ Aku tidak kenal, siapa orang itu”. Tapi suara itu bertanya lagi, “ Kamu pasti tahu, kamu ada menyimpan gambar itu di rumahmu”. Aku heran,lalu kujawab, “ Yang ada hanya gambar Yesus, Maria dan tidak ada gambar orang lain. Lagi pula, kalau orang itu Yesus,pastilah rambutnya coklat dan tidak putih seperti itu”. Suara itu berkata lagi, “Jangan bodoh kamu! Lihat betul-betul wajah orang itu!” Aku pun mencoba untuk mengingat-ingat siapa orang itu, tapi sungguh aku tidak kenal orang itu. Kujawab lagi, “ Kakek itu tampak aneh,mengapa rambut,kumis,janggut putih bercahaya, tapi kulitnya tidak keriput? Ini kok seperti kulit anak-anak umur 11, 12 atau 13 tahun? “.
Suara itu menjawab, katanya,” Itulah Kemuliaan Tuhan yang tidak dimilki manusia. Manusia diciptakan seturut gambaran Bapa,manusia lahir bayi,kanak-kanak, dewasa, tua dan keriput”. Entah kenapa kata keriput diucapkan dengan tegas dan jelas. Lalu katanya lagi, “ Tuhan ciptakan bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, semakin tua,makin “ tidak keriput “. Penegasan itu membuatku bertanya, “ Jadi Kemuliaan adalah kulit yang tidak keriput? “ Suara itu menjawab, “ Ya!” Katanya lagi, “ Kemuliaan hanya milik Tuhan, dan tidak ada manusia yang bisa dikatakan mulia, karena semua manusia keriput jika tua.
 
Suara itu kembali mengingatkan, “ Ingat, pasrahkan dirimu! Jika kamu rasakan tidak jajaki tanah lagi begitu menuruni tapak tangga terakhir,mulailah berdoa sebagaimana yang kuajarkan. Sekarang turunilah tangga itu!” Aku pun lebih tenang,karena berada dalam makam,maka aku turuni tangga itu.

Benar saja,begitu aku menuruni tapak tangga terakhir,aku merasa tidak jajaki tanah. Aku tidak lagi jajaki tangga dan aku melayang seperti tersedot suatu kekuatan yang maha dahsyat. Ternyata bukan aku sendiri yang melayang-layang tersedot kekuatan itu, tetapi banyak orang. Mereka histeris, teriak, dan menangis ketakutan sambil mengucapkan tobat ampun. Kadang kepalaku ke bawah, seperti di ruang angkasa. Karena aku mendengar orang-orang banyak itu ketakutan,timbul panik dalam diriku. Suara itu berkata padaku, “ Berdoalah seperti yang kuajarkan,pasrahkan dirimu,penyerahan total dan jangan lawan kekuatan itu! Ingat, berdoalah terus sampai kakimu jajaki tanah lagi,baru boleh berhenti berdoa!”

Aku pun berdoa tak henti-hentinya. Banyak orang tercampak di sana. Sungguh mengerikan melewati jalan ini. Sekilas aku melihat kegelapan bercampur kilatan warna merah jingga,tapi aku terus berdoa sambil memejamkan mataku lebih rapat. Aku tak kuasa melawan kekuatan itu hingga akhirnya kurasakan kakiku jajaki tanah lagi,baru aku buka mataku.

Lagi-lagi aku terkejut karena sekarang aku masih berada dalam kegelapan yang pekat dan dingin. Suara itu berkata, “ Jalan terus,ingat jangan menoleh kiri kanan, jangan menoleh ke belakang kalau tidak mau jadi patung garam!” Dan aku berjalan lurus dalam kegelapan dan dingin yang sangat menusuk hingga sampai aku pada remang-remang. Aku sedikit lega karena pasti ada cahaya terang jika ada remang-remang, dan dugaanku benar. Di depanku sudah terbentang gurun yang gersang. Sejauh mata memandang yang tanpak hanya debu mengerikan. Suara itu menyuruhku terus jalan melewati padang gurun itu. Aku berjalan melewati padang gurun itu,tidak ada sebatang pohon pun di tempat itu. Kata suara itu padaku, “ Jalan terus! “ Aku mulai keletihan berjalan sendiri dan tidak ada satu pun manusia yang aku jumpai sepanjang jalan yang ku lewati.

Tiba-tiba suara itu bertanya, “ Kamu lihat ada pintu? “ Dan aku jawab, “ Ya”. Katanya lagi, “ Masuk, itu pintu kedua ! “.

Begitulah, aku pun memasuki pintu kedua. Baru beberapa langkah aku berjalan, sayup-sayup kudengar suara manusia seperti menahan sakit,merintih, dan menangis,tetapi suara-suara itu tidak jelas. Aku juga tidak melihat manusia di pintu ke dua,aku melalui padang pasir yang luas dan melelahkan. Aku berjalan lurus, tidak menoleh ke kiri kanan dan belakang karena takut melanggar peraturan.

Setelah cukup jauh kulewati gurun tandus itu,kudengar suara itu bertanya lagi kepadaku, “ Kamu lihat ada pintu?” Aku jawab, “ Ya! “ Suara itu berkata lagi, “ Masuk, itu pintu ketiga. Ingat jangan menoleh kiri kanan,jangan bicara pada siapa pun yang kamu jumpai,karena kamu bukan salah satu dari mereka, dan jangan menoleh ke belakang kalau tidak mau jadi patung garam! “

Aku pun melangkah memasuki pintu ketiga. Sampai di dalam,ternyata masih juga padang gurun. Aku lagi-lagi terkejut,tapi merasa sedikit lega karena baru di pintu ketiga ini aku dapat jelas mendengar suara orang betobat, berteriak minta tolong, dan menyesali kesalahannya. Yang membuat aku menangis adalah suara pilu orang-orang ramai mengaduh itu benar-benar menusuk hatiku. Betapa aku kaget karena baru kali aku mendengar suara gertak gigi menahan sakit, sampai-sampai aku memegang pipiku. Suara gertak gigi itu seperti ngilu terdengar di telingaku. Aku tidak tahu berada di mana, tetapi yang aku tahu di sebelah kiriku seperti jurang dengan warna semburat dan cahaya merah jingga, serta terasa panas. Aku lewati jalan itu lurus ke depan.

Setelah kulewati orang-orang itu, lalu terdengar pertanyaan dari suara itu, “ kamu lihat pintu?” Kujawab, “ Ya. “. Dan suara itu berkata, “ Masuk, itu pintu kelima!”.

Aku pun melangkah memasuki pintu kelima. Kali ini aku senang bercampur kaget. Kulihat banyak orang berbaju putih bersih dengan wajah senang. Ingin aku berbicara dengan mereka, namun suara itu cepat mengingatkanku, “ Jangan bicara dengan siapa pun karena kamu bukan salah satu dari mereka! “ Lalu dalam hati aku bertanya kenapa orang-orang di pintu ke-4 berbaju lusuh berdebu, sedangkan di pintu ke-5 orang-orang yang kutemui berbaju putih bersih. Seolah mengerti isi pikiranku,suara itu menjelaskan padaku, katanya, “ Orang yang di pintu ke-4 itulah jiwa-jiwa yang berada di api pencucian. Mereka itulah yang harus terus menerus didoakan keluarganya supaya jalan mereka ringan. Mereka sangat menderita di api pencucian. Sekarang kamu jalan terus! “ Aku pun patuh, berjalan sendiri melewati orang-orang berbaju putih bersih itu.

Cukup lama perjalananku setelah melewati pintu ke-5,lalu kudengar suara itu berkata lagi, “ Kamu lihat ada pintu?” Kujawab, “ Ya”. Dan katanya, “ Masuk,itu pintu ke-6!”.

Aku merasa letih, tapi terus melangkah masuk. Terkaget-kaget lagi aku begitu sampai di dalam. Aku lihat orang berbaris panjang dua-dua. Waktu melihat orang berbaris dua-dua, aku bertanya, “ Mengapa yang berbaris di situ semua hanya remaja,dewasa dan orang tua? Anak-anak di mana“ Suara itu menjawab, “ Anak-anak mereka tidak melewati jalan ini,tapi mereka langsung sampai ke tempatnya, karena anak-anak masih murni”. Jubah mereka lebih putih bersih daripada orang-orang di pintu ke-5. Aku lihat pula seorang laki-laki duduk di kursi, yang dengan suara lantang membaca perbuatan dosa orang-orang itu hanya dengan melihat telapak tangan mereka. Penasaran, aku berjalan dan berdiri di belakang laki-laki yang duduk itu. Ternyata dari telapak tangan orang-orang yang berbaris itu keluar tulisan seperti laser. Semua perbuatan dosa orang dari hari,jam,menit,detik, tercatat di sana. Aneh memang.

Laki-laki itu memegang telapak tangan orang pertama, semua perbuatan jahatnya terbaca,karena tertera di telapak tangan orang itu. Kata laki-laki yang menjaga dan penentu orang bisamasuk atau tidak itu, “ Kamu pada hari senin,tanggal,bulang,tahun,jam,menit,detik,melakukan dosa “. Lalu katanya lagi, “ Tapi menjelang ajalmu, kamu mendapat Perminyakan Suci dan bertobat. Tobatmu diterima dan kamu boleh masuk. “ Orang itu tampak senang dan masuk sambil menari kegirangan. Kemudian laki-laki penjaga itu membacakan lagi perbuatan dosa dari telapak tangan orang kedua, sama,orang kedua juga boleh masuk karena menjelang ajalnya sempat bertobat. Orang itu pun melonjak kegirangan, karena bisa masuk ke dalam.

Tibalah giliran orang ketiga. Aku geram dan yakin bahwa orang itu tentu tidak bisa masuk,karena dosanya berat. Dia pernah membunuh,berperang,merampok, memperkosa, dan banyak orang yang tidak bersalah dibunuh dengan keji. Kata penjaga itu lagi, “ Menjelang ajalmu,mulutmu sudah tidak mampu berkata-kata, dan kamu tidak dapat Perminyakan Suci. Akan tetapi, jiwamu sempat berucap satu kata. “ Tuhan “, yang jiwamu ucapkan adalah bentuk penyesalan yang dalam akan dosa-dosamu. Itulah pertobatanmu.”

Kata penjaga itu selanjutnya, “ Karena jiwamu telah berucap Tuhan,yang memiliki arti yang dalam yaitu: sebuah penyesalan atau suatu pertobatan,maka Tuhan mengampuni dosa beratmu, kamu boleh masuk!” Orang ketiga itu bersorak-sorai kegirangan.Tapi aku langsung protes kataku, “ Mengapa penjahat seperti dia boleh masuk? Kalau di duniaku para hakim pasti akan menghukum mati orang sejahat dia!” Ternyata, tidak ada orang yang mendengar kata-kataku. Mereka larut dalam kemurahan hati Tuhan. Aku baru sadar, betapa besar cinta kasih Tuhan! Lalu, aku menangis karena di dunia masih ada hukuman mati bagi penjahat yang benar-benar sudah bertobat.

Aku tersadar, bahwa aku lama berhenti di pintu keenam. Lalu bertanya, “ Ini pintu keenam, mana pintu ketujuh?” Jawab suara itu, “ Kamu lihat dan tengadahlah! “.

Aku pun tengadah ke atas, tapi cepat-cepat aku tutup mataku karena di atas yang aku lihat adalah cahaya bulat yang sebesar langit. Suara itu berkata lagi, “ Bukalah matamu dan lihatlah! Cahaya itu akan masuk ke dalam bola matamu, sinarnya tidak menyakitkan, apa pun bisa kamu lihat! “ Aku menutup mataku. Lalu suara itu berkata lagi, ‘ Bukalah matamu!” Aku tetap tidak mau dan berkata, “ Bukalah matamu!” Aku tetap tidak mau berkata, “ Mataku akan buta. Sedang cahaya senter, laser yang kecil saja aku tidak mau lihat, bagaimana mungkin aku berani memandang sinar cahaya terang sebesar itu? “ Jawab suara itu, “ Bukalah matamu,cahaya itu tidak menyakitkan, begitu matamu, melihatnya akan terasa sejuk kedua matamu, apapun bisa kamu lihat. Jika kamu ingin selamat ke duniamu, dengarkan kata-kataku! Bukalah matamu dan jangan berkedip dan rasakan cahaya itu masuk ke dalam bola matamu!”.

Aku pun membuka mataku dan melihat cahaya terang itu langsung bergerak menuju ke arahku berupa anak panah bercahaya tepat di tengah-tengah bola mataku. Ternyata terasa sejuk dan enak. Semua cahaya itu masuk hingga tidak ada setitik cahaya lagi di pintu ketujuh. Dan aku melihat ada seorang kakek duduk di depan, rambut, janggut, kumis, dan jubah panjangnya semua berwarna putih bercahaya.

Lalu suara itu berkata padaku, “ Siapa orang itu?” Kujawab seadanya, “ Aku tidak kenal, siapa orang itu”. Tapi suara itu bertanya lagi, “ Kamu pasti tahu, kamu ada menyimpan gambar itu di rumahmu”. Aku heran,lalu kujawab, “ Yang ada hanya gambar Yesus, Maria dan tidak ada gambar orang lain. Lagi pula, kalau orang itu Yesus,pastilah rambutnya coklat dan tidak putih seperti itu”. Suara itu berkata lagi, “Jangan bodoh kamu! Lihat betul-betul wajah orang itu!” Aku pun mencoba untuk mengingat-ingat siapa orang itu, tapi sungguh aku tidak kenal orang itu. Kujawab lagi, “ Kakek itu tampak aneh,mengapa rambut,kumis,janggut putih bercahaya, tapi kulitnya tidak keriput? Ini kok seperti kulit anak-anak umur 11, 12 atau 13 tahun? “.

Suara itu menjawab, katanya,” Itulah Kemuliaan Tuhan yang tidak dimilki manusia. Manusia diciptakan seturut gambaran Bapa,manusia lahir bayi,kanak-kanak, dewasa, tua dan keriput”. Entah kenapa kata keriput diucapkan dengan tegas dan jelas. Lalu katanya lagi, “ Tuhan ciptakan bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, semakin tua,makin “ tidak keriput “. Penegasan itu membuatku bertanya, “ Jadi Kemuliaan adalah kulit yang tidak keriput? “ Suara itu menjawab, “ Ya!” Katanya lagi, “ Kemuliaan hanya milik Tuhan, dan tidak ada manusia yang bisa dikatakan mulia, karena semua manusia keriput jika tua.

Kembali suara itu bertanya, “ Siapa orang itu?” Karena melihat aku betul-betul tidak mengenalinya, maka diberinya aku pertanyaan gampang menurut dia,katanya, “ Ya sudah, sekarang saya beri pertanyaan gampang, siapa yang menjaga pintu surga?” Takut salah menjawab, aku berkata sendiri, “ Kalau Petrus juru kunci,jadi Petrus yang menentukan orang-orang yang bisa masuk dengan membaca telapak tangan orang-orang itu. Tetapi, kalau yang jaga pintu surga..ya Yesus”. Jawabku dengan setengah berbisik.

Aku kaget karena suara itu begitu sennag dan berkata, “ Ya, itulah Aku. Akulah Yesus yang menuntunmu dari jalan orang mati sampai ke tempatnya,karena aku berkenan kepadamu, Monika”. Seperti ditampar aku merasa berdosa,kok tega tidak kenal Yesus.Maka,spontan aku telungkup di tanah menangis sambil memukul-mukul dadaku karena menyesali diri sambil berteriak, " Yesus,ampuni aku yang sungguh-sungguh tidak mengenal wajahMu. Aku sedih,aku menyesal Yesus! Betapa senang dan bahagia begitu aku tahu bahwa aku telah berada di Surga. Tempat yang begitu teduh,indah, dan tenang. Sungguh membuat aku tidak bersedih karena telah berpisah dengan keluargaku. Selama ini aku takut dengan namanya kematian. Sekarang kok begitu gampang, aku mau tidur,eh..tahunya sudah di surga,siapa yang tidak merasa senang.

Surga memang indah,ada bukit dan alam yang segar dengan tanaman yang tidak rusak. Aku sudah melewati 7 langit,sangat tinggi sekali. Di Surga begitu teduh, tidak ada panas matahari,tidak ada waktu pagi,sore,siang dan malam,aku dengar suara musik yang merdu sayup-sayup entah siapa yang memainkannya.Setelah aku jalan-jalan kembalilah aku dibawa ke tempat pertama aku disambut ramah oleh Yesus, “ Aku mau membawamu ke ruang pengetahuan, mari ikut sama-sama!”.

Ternyata terbang lagi,1 tingkat di atas langit ke 7. Aku lihat itu ruang bundar, tidak banyak dinding, hanya ada satu dinding di belakangku. Aku jadi ingat pohon pengetahuan, ternyata ada juga ruang pengetahuan. Begitu aku berjalan maju dan melihat ke bawah, ternyata seluruh dunia kelihatan. Apa pun perbuatan manusia kelihatan dari ruang pengetahuan. Aku teriak waktu itu lihat orang Afrika ada yang membunuh temannya,tapi begitu temannya mati langsung di telapak tangannya tercatat perbuatan jahatnya yang dicatat oleh darahnya sendiri. Pada saat itu juga Yesus berkata, “ Lihatlah dinding pengetahuan di belakangmu!” Aku lihat di dinding pengetahuan,ternyata juga tercatat perbuatan orang Afrika itu. Segera saja aku terpekik kagum kataku, “ Tuhan ternyata dahsyat,lebih canggih daripada manusia,yang baru bisa membuat internet, komputer dan HP, semua itu masih jauh dibandingkan kehebatan Tuhan!”. Kulihat Yesus hanya tersenyum. Dan aku bertanya, “ Tuhan, mengapa membawa aku ke surga, ada apa?”. Yesus menjawab pertanyaanku, “ Monika kamu lihat manusia di Asia tempatmu, lihat bapak itu!” Aku lihat seorang bapak berlari gembira sambil menari girang memegang banyak uang di tangannya. Rupanya bapak itu baru dapat nomor buntut. Kata Yesus, “ Monika, karena Aku berkenan kepadamu, maka jangan sekali-kali kamu berbuat seperti mereka, berapa pun berkat yang kamu terima, sekecil apa pun terimalah, karena kamu bukan salah satu dari mereka. Untuk itulah aku memanggilmu. Sekarang melalui 7 langit kembalilah ke duniamu dan katakan bahwa surga itu ada, berbuat baiklah selagi masih hidup di dunia dan dasar hidup manusia adalah 10 perintah Allah.

Tetapi sayang,tiba-tiba aku dengar suara laki-laki tadi bicara lagi, " Sekarang kamu boleh kembali ke duniamu dan katakan pada orang bahwa surga itu ada. Berbuat baiklah. Jangan ada peperangan, pertumpahan darah, iri hati,dengki,sombong. Sekarang kamu kembalilah ke duniamu!". Begitu mendengar perintah orang itu,aku langsung menolak karena aku tidak mau kembali ke duniaku yang dulu. Aku merasa betah dan enak hidup di surga. Suara itu berkata " Aku memerlukan bantuanmu di duniamu dan Aku berkenan kepadamu,maka kembalilah sekarang karena waktumu belum tiba. Masih banyak tugasmu yang harus kamu emban di dunia sana!". Tentu saja aku  menolak perintah suara itu karena aku sangat bersuka cita di surga. Jawab suara itu lagi " Waktumu belum tiba,jangan ngotot, lihat pakaianmu dan lihat pakaian mereka semua !" Perintah orang itu tegas sekali. Lalu aku lihat pakaianku sendiri. Memang warna pakaian orang di surga putih bercahaya semua. Lalu, aku katakan lagi, " Kalau begitu,ijinkan aku pulang 30 menit saja ganti baju supaya bajuku sama putihnya dengan mereka itu. Suara itu berkata, " Jangan membantah, sekarang juga kamu kembali!"

Aku pun diantar pulang. Kali menukik ke bawah, sungguh aku takut jatuh. Akhirnya makin dekat aku dengan tubuhku yang terbaring. Halus sentuhan Rohku di auraku antara sudut mataku,di bawah kening.Apa yang terjadi? Aku benar terbangun dari tidurku dan aku merasa seperti baru tiba di rumahku dari tempat piknik yang sangat indah,lebih indah dari alam kita yang panas.

Kesaksian ini disadur dari Pengalaman Rohani Monika Oybur ,buku “ Surga Itu Ada “. Tahun 1983 Monika Oybur terkena Malaria Tertiana yang sudah parah. Yesus menjamah kedua kakinya dan Ia sembuh. Begitu diperiksa ke dokter, hasilnya adalah semua bibit penyakit Malaria sudah mati.
 

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages