CACAT FISIK, TIDAK MENJADIKANMU BERKEKURANGAN

Hidup ini tak pernah sempurna. Jika kita menuntut kesempurnaan, terkadang kita akan mendapatkan kekecewaan. Akan tetapi berbeda jika kita melihat saudara-saudari kita yang berkekurangan secara fisik. Mereka begitu menikmati hidup layaknya manusia yang tiada masalah sedikitpun. Sedangkan kita, manusia yang bisa dikatakan normal secara fisik malah memiliki kecacatan permanen di dalam menapak tilam hidup ini.

Penulis adalah seorang guru Sekolah Dasar sehari-harinya. Kebetulan di sekolah kami terdapat siswa yang berkebutuhan khusus. Saya sangat tidak suka menyebut mereka cacat. Justru dari mereka, saya menyadari betapa cacatnya hidup saya dibandingkan mereka. Mereka boleh tersenyum lepas dan bebas seperti burung di udara, sedangkan saya harus mendekam dalam sebuah masalah-masalah yang bisa jadi datang dan pergi seiring waktu. Mengajar mereka tidaklah gampang, sebab kita tak hanya mengajari, tetapi juga diajari. Ya, diajari untuk semakin sabar dalam mendidik mereka ke arah yang lebih baik. Sebagaimana mendidik anak normal lainnya, mereka inipun patut mendapatkan hak yang sama yaitu pendidikan. Menjadi pendidik, tidaklah mudah. Bahkan menjadi seorang gurupun harus mesti belajar dan terus belajar setiap hari.

Hari-hari yang berlalu, mengajarkan kita untuk tetap sabar dan tabah menjalaninya. Jika mereka bisa menikmati hidup mereka melalui cara mereka yang sederhana yaitu kebahagiaan. Maka kitapun, akan mendapatkan hal yang sama dengan cara yang tidak jauh berbeda melalui rasa syukur. Tidak ada kekurangan jika saling berbagi. Jika kita sempurna secara fisik, maka kita harus pula membagi kebahagiaan ini kepada mereka yang berkekurangan secara fisik. Sebagai kesaksian hidup yang indah, dalam sabda-Nya yang bernaung,"Barangsiapa melakukan sesuatu bagi saudara-Ku yang hina ini, maka ia melakukannya pula untuk Aku."

Tuhan berilah aku kesabaran dan ketabahan senantiasa agar aku dapat mensyukuri nikmat yang boleh kami dapatkan setiap hari dari-Mu. Berkatilah kami dengan kerendahhatian agar kami mampu menerima rahmat-Mu dengan penuh kebahagiaan dan membagikannya bagi sesama. Sehingga damailah hidup, damailah hati kita. Tetap melayani di dalam pekerjaan, sebab inilah ladang Tuhan, kita kan menuai hasilnya. Amin.

PAX ET BONUM
(Sdr. Fransesco Agnes Ranubaya,OFS)