MENELADAN HIKMAT DAN KERENDAHAN-HATI DANIEL - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Monday, March 17, 2014

MENELADAN HIKMAT DAN KERENDAHAN-HATI DANIEL

MENELADAN HIKMAT DAN KERENDAHAN-HATI DANIEL

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan II Prapaskah – Senin, 17 Maret 2014)

Maka aku memohon kepada TUHAN (YHWH), Allahku, dan mengaku dosaku demikian: “Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu , para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena berlaku murtad terhadap Engkau. Ya YHWH, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara YHWH, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya. (Dan 9:4b-10) 

Mazmur Tanggapan: Mzm 79:8-9,11,13; Bacaan Injil: Luk 6:36-38 

Pada pertengahan abad ke-2 SM, bala tentara Kekaisaran Yunani menduduki tanah Palestina, menumpas dan menindas Yudaisme serta menganiaya orang-orang yang tidak mau mengikuti kemauan mereka. Dalam suasana seperti itu muncullah sebuah kitab yang berisikan pesan sederhana: Berteguhlah dalam iman! Melalui kisah-kisah, doa-doa, dan penglihatan-penglihatan yang diuangkapkan dalam bahasa poetis, kitab ini mendorong serta menyemangati orang-orang Yahudi untuk membandingkan diri mereka dengan para nenek-moyang mereka yang telah menanggung derita dan mengalami hidup di pembuangan Babel beberapa abad sebelumnya. Tokoh sentralnya bernama Daniel, seoerang Yahudi yang ideal, yang tetap mengabdi YHWH di tengah banyaknya pencobaan yang dihadapi orang-orang Yahudi.

Daniel digambarkan sebagai seorang pemuda yang penuh hikmat dan rendah hati di antara orang-orang buangan di Babel. Setelah memeditasikan keadaan bangsa Yahudi yang menyedihkan, dia berdoa, “Ah Tuhan Allah …… Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu” (Dan 9:4-5). Doa Daniel mengungkapkan rahmat pertobatan sejati – suatu pemahaman bahwa Allah adalah kudus dan manusia adalah para pendosa: “Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini” (Dan 9:7)

Daniel tidak menyalahkan generasi-generasi Yahudi sebelumnya, melainkan dia mengakui kesalahan-kesalahannya sendiri dan kesalahan-kesalahan bangsanya: “Kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu …… kami telah berbuat dosa terhadap Engkau” (Dan 9:6,8). Biasanya, kepahitan, frustrasi, dan kemurkaan – akibat-akibat dosa – melukai cintakasih kita kepada orang-orang lain, dan kita pun ribut mencari kambing hitam, penyebab ketidakbahagiaan kita. Akan tetapi, Daniel memahami bahwa kita tidak dapat membenarkan diri kita di hadapan Allah yang Mahakuasa. Kita hanya dapat mengandalkan diri pada belas kasihan atau kerahiman-Nya: “Pada Tuhan, Allah kami, ada kesayangan dan keampunan, walaupun kami telah memberontak terhadap Dia” (Dan 9:9).

Marilah kita sekarang meneladan hikmat-kebijaksanaan dan kerendahan-hati Daniel. Marilah kita melihat ke dalam hati kita masing-masing sebelum kita menyalahkan orang-orang lain. Marilah kita memohon kepada Allah agar Ia mengubah kehidupan kita sendiri sebelum kita menuntut perubahan-perubahan dalam diri para saudari dan saudara kita. Dengan cara ini, kita membuka diri kita dan juga mereka bagi mukjizat pengampunan dan rekonsiliasi.

DOA: Ya Allah, aku sungguh rindu untuk menyatu dengan diri-Mu secara lebih mendalam lagi. Tolonglah aku agar cepat mengakui dosa-dosaku dan menanganinya dengan cepat pula, sehingga dengan demikian aku dapat melanjutkan hidupku dalam kebebasan penuh sukacita sebagai anak-anak yang Kaukasihi. Amin. 

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Luk 6:36-38), bacalah tulisan yang berjudul “MEMBUKA HATI KITA BAGI PENGARUH KASIH ILAHI” (bacaan tanggal 17-3-14) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 14-03 BACAAN HARIAN MARET 2014. 

Bacalah juga tulisan yang berjudul “UKURAN YANG KAMU PAKAI AKAN DIUKURKAN KEPADAMU” (bacaan tanggal 5-3-12) dalam situs/blog PAX ET BONUM. 

Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (Dan 9:4b-10) bacalah tulisan yang berjudul “DOA DANIEL” (bacaan tanggal 21-3-11) dalam situs/blog SANG SABDA. 

(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 5-3-12 dalam situs/blog SANG SABDA) 

Cilandak, 14 Maret 2014 



Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages