(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa IV – Senin, 3 Februari 2014)
Peringatan S. Blasius, Uskup Martir
Healing_of_the_demon-possessed
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu tinggal di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dipatahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Ia bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir mereka keluar dari daerah itu.
Di lereng bukit itu banyak sekali babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan merasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tebing yang curam ke dalam danau dan mati lemas di dalamnyal
Penjaga-penjaga babi itu lari dan menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan Legion itu. Mereka pun merasa takut. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mulai mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan ini meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala sesuatu yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran. (Mrk 5:1-20)
Bacaan Pertama: 2Sam 15:13-14,30;16:5-13a; Mazmur Tanggapan: Mzm 3:2-7
Bacaan Injil hari ini adalah satu dari 4 (empat) peristiwa pengusiran roh jahat yang dinarasikan dalam Injil Markus. Peristiwa ini terjadi di Gerasa, di seberang Danau Genesaret, di mana Yesus telah pergi untuk bermalam bersama para murid-Nya. Baru saja mereka mendarat, sambil berlari datanglah seseorang yang kerasukan roh jahat kepada Yesus.
Kita melihat bahwa roh jahat dalam diri orang itu mengenal Yesus sebagai Anak Allah Yang Mahatinggi, artinya menerima dan mengakui bahwa Yesus memiliki kuat-kuasa untuk mengusir dirinya ke luar dari orang itu. Roh Jahat yang bernama Legion itu memohon kepada Yesus agar Yesus tidak mengusir mereka ke luar dari daerah itu, dan akhirnya mereka diperkenankan masuk ke dalam kawanan babi. Babi-babi itu akhirnya terjun dari tebing yang curam ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.
Apakah reaksi dari orang-orang yang menyaksikan insiden itu? Para penjaga babi itu lari dan menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Para penduduk keluar untuk melihat apa yang terjadi. Setelah mendengar apa yang terjadi dengan orang yang kerasukan itu dan kawanan babi itu, maka mereka pun mendesak Yesus agar Ia meninggalkan daerah mereka.
Tentunya mereka telah menyadari bahwa Yesus telah menunjukkan kuat-kuasa ilahi untuk mengusir dan memindahkan roh-roh jahat dari orang itu. Namun mereka tidak menginginkan Yesus ada di situ. Mengapa? Apakah hal itu dilakukan karena mereka telah menderita kerugian yang besar karena “habisnya” investasi mereka dalam babi-babi yang sekarang sudah terbenam di danau. Apakah mereka sungguh begitu menikmati kondisi kehidupan mereka sehingga tidak mau ada utusan ilahi yang mengganggu atau mengkonfrontir mereka.
Orang yang telah dibersihkan oleh Yesus malah bereaksi secara normal untuk mengikuti Yesus, suatu reaksi yang dapat dimaklumi. Namun Yesus tidak memperkenankan permohonan orang itu, malah Dia memberikan kepada orang tersebut suatu misi, suatu tujuan yang baru dalam kehidupannya. Yesus bersabda kepadanya, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” (Mrk 5:19).
Sekarang, pertanyaannya adalah apakah kita mau mengorbankan nilai-nilai spiritual demi kenikmatan dari hal-hal yang materiil dalam hidup kita? Apakah kita (anda dan saya) lebih baik daripada orang banyak yang menolak diri-Nya seperti diceritakan dalam bacaan Injil hari ini? Janganlah kita pernah melupakan kenyataan bahwa Yesus seringkali menyembuhkan kita dari pengaruh-pengaruh roh jahat dan dari ketidak-bersihan lainnya. Yesus juga menginginkan kita – seperti orang Gerasa itu – untuk pergi dan memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang lain. Kita juga harus menjadi para utusan dari belas kasih Allah.
DOA: Tuhan Yesus, kami ingin mengenal dan mengalami damai-sejahtera-Mu. Penuhilah diri kami dengan hidup-Mu dan bebaskanlah kami dari kegelapan yang selama ini menghalangi kami untuk menerima kasih-Mu. Bebaskanlah kami, ya Tuhan. Amin.
Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (2Sam 215:13-14,30;16:5-13a), bacalah tulisan yang berjudul “BAGI DAUD, TIDAK ADA YANG LEBIH PENTING DARIPADA RELASINYA DENGAN ALLAH” (bacaan tanggal 3-2-14) dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 14-02 PERMENUNGAN ALKITABIAH FEBRUARI 2014.
Cilandak, 30 Januari 2014 [Peringatan S. Yasinta Mareskoti, Perawan Ordo III Sekular S. Fransiskus]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
No comments:
Post a Comment