MENGAPA KITA HARUS MERAGUKAN BELAS KASIHAN ALLAH? - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Friday, February 14, 2014

MENGAPA KITA HARUS MERAGUKAN BELAS KASIHAN ALLAH?

MENGAPA KITA HARUS MERAGUKAN BELAS KASIHAN ALLAH?

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa V – Sabtu, 15 Februari 2014)

Pada waktu itu ada lagi orang banyak jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini, karena sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Jika mereka Kusuruh pulang ke rumahnya dengan lapar, mereka akan rebah di jalan, sebab ada yang datang dari jauh.” Murid-murid-Nya menjawab, “Bagaimana di tempat yang terpencil ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?” Yesus bertanya kepada mereka, “Kamu punya berapa roti?” Jawab mereka, “Tujuh.” Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya mereka menyajikannya, dan mereka pun menyajikannya kepada orang banyak. Mereka juga mempunyai beberapa ikan kecil, dan sesudah mengucap syukur atasnya, Ia menyuruh menyajikannya pula. Mereka pun makan sampai kenyang. Kemudian mereka mengumpulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak tujuh bakul. Jumlah mereka kira-kira empat ribu orang. Lalu Yesus menyuruh mereka pergi. Ia segera naik ke perahu bersama murid-murid-Nya dan bertolak ke daerah Dalmanuta. (Mrk 8:1-10)

Bacaan Pertama: 1Raj 12:26-32; 13:33-34; Mazmur Tanggapan: Mzm 106:6-7,19-22

Bacaan Injil hari ini memberikan kepada kita satu bukti lagi tentang cintakasih Yesus Kristus dan minat ilahi-Nya untuk memenuhi berbagai kebutuhan kita. “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini” (Mrk 8:2). Yesus dapat saja mengirim orang-orang ini pulang sambil menahan rasa lapar mereka. Namun Yesus bukanlah “seorang” Pribadi yang tidak memiliki belarasa. Melalui kuat-kuasa ilahi-Nya, Yesus membuat mukjizat pergandaan roti dan ikan agar orang banyak itu dapat dikenyangkan.

Dengan gambaran seperti itu di hadapan kita, belarasa Yesus dan kuat-kuasa ilahi-Nya, bagaimana kita dapat meragukan lagi bahwa Penyelenggaraan Ilahi-Nya yang penuh kasih senantiasa memperhatikan kita setiap hari dalam kehidupan kita?

Namun sebagai manusia kita cenderung untuk merasa ragu, atau paling sedikit melupakan Penyelenggaraan Ilahi yang penuh kasih dari Allah. Barangkali beberapa tetangga kita kelihatan memperoleh segala sesuatu (katakanlah rezeki) secara jauh lebih mudah daripada kita sendiri? Barangkali kita merasa seakan-akan sudah tidak memiliki tenaga lagi karena terlalu berat bekerja dan mengalami begitu banyak masalah keluarga, sedangkan orang-orang lain koq kelihatannya tidak mempunyai masalah apa-apa. Allah kelihatannya menutup telinga terhadap doa-doa permohonan kita, walaupun begitu serius doa-doa yang kita panjatkan kepada-Nya.

Untuk membuang godaan-godaan sedemikian: menggerutu, mengeluh dlsb., baiklah kita mengingat kembali akan begitu banyaknya karunia spiritual maupun karunia yang bersifat natural, yang telah dianugerahkan kepada kita. Janganlah kita pernah lupa bahwa kita telah memperoleh karunia terbesar yang dapat kita terima dalam hidup ini, yaitu karunia iman. Paling sedikit kita mengetahui apa kiranya makna hidup kita melalui karunia iman ini. Banyak orang tidak memiliki berkat seperti yang kita miliki ini. Kita tahu mengapa kita berada di atas bumi ini, kita tahu apa yang menantikan kita setelah perjalanan ziarah kita yang relatif singkat di atas bumi ini, dan kita pun tahu bagaimana kita dapat mencapai titik akhir yang diidam-idamkan oleh semua hati yang murni: kebahagiaan yang kekal-abadi.

Kita tidak hanya mempunyai iman, kita tidak hanya mengetahui tujuan sesungguhnya dalam hidup ini, namun kepada kita juga telah diberikan sarana untuk mencapai tujuan itu. Kita mempunyai karunia-karunia indah dalam wujud sakramen-sakramen yang menolong kita berjalan melalui berbagai krisis dalam hidup kita. Dari sakramen-sakramen ini kita secara istimewa mengalami kasih nyata dari Dia yang sudi merendahkan diri-Nya bagi kita: lahir sebagai seorang bayi miskin di Betlehem, mati disalibkan guna menebus dosa-dosa kita di bukit Kalvari, dan sekarang hadir dalam bentuk roti dan anggur di dalam Ekaristi, makanan kita yang tetap, yang dipralambangkan oleh mukjizat dalam bacaan Injil hari ini.

Kita tidak dapat menyangkal betapa hati Kristus tergerak oleh belas kasihan kepada kita semua pada saat Ia menetapkan Ekaristi. Lewat Ekaristi ini, kita secara tetap diundang untuk datang dan makan (dan minum) pada meja perjamuan-Nya. Selama ini, bagaimana kita menanggapi undangan Yesus ini?

DOA: Tuhan Yesus, tariklah kami agar mendekat pada-Mu dan segarkanlah kami dengan makanan surgawi dari-Mu. Lipat-gandakanlah rahmat-Mu dalam diri kami semua sehingga kami diberdayakan untuk berbagi kasih-Mu dengan orang-orang di sekeliling kami. Tuhan Yesus, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Injil hari ini (Mrk 8:1-10), bacalah tulisan dengan judul “KARENA BELAS KASIHAN YESUS, MEREKA PUN MAKAN SAMPAI KENYANG” (bacaan tanggal 15-2-14), dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori: 14-02 PERMENUNGAN ALKITABIAH FEBRUARI 2014.

Cilandak, 12 Februari 2014

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages