St.Yakobus dari Marchia
† 1476
Yakobus lahir di Marchia, wilayah Ancona. Orang tuanya mendidiknya dalam takut dan cinta akan Tuhan, dan pada waktunya dia dikirim ke Universitas Perugia dan di sana dia belajar hukum sipil dan hukum gereja dengan sukses yang sedemikian mencolok sehingga dia menerima gelar doktor dalam kedua bidang studi tersebut. Kendati sudah jelaslah bahwa kedudukan cemerlang terbuka bagi dirinya, namun dia segera menginsyafi kesia-siaan dunia dan merasa diri tertarik luar biasa pada hidup religius. Pada mulanya dia berpikir mau masuk ordo Kartusian yang kontemplatif itu, tetapi Tuhan yang Mahakuasa, yang telah menentukan dia, dalam hidup aktifnya, akan bekerja demi keselamatan ribuan jiwa, membimbing dia masuk ke Ordo St. Fransiskus.
Selama masa novisnya Yakobus menonjol dalam perilaku semua keutamaan, sehingga dia menjadi seorang teladan kesempurnaan religius. Demi untuk menjaga kemurnian malaikatnya, yang telah dia pelihara tanpa cacat sejak masa mudanya, dia manjalani hidup yang keras. Dia tidak pernah tidur lebih lama dari tiga jam, dan itu pun dilakukan pada lantai tanpa alas; sisa malamnya dipakai untuk meditasi perihal sengsara Kristus. Dia selalu mengenakan jubah kulit yang berujung tajam di mana-mana dan mendera diri setiap hari. Seperti bapa kita St. Fransiskus, dia menjalani puasa 40 hari tujuh kali setiap tahunnya. Roti dan air merupakan makanannya yang baku, kendati kadang-kadang ditambahkannya boncis atau sayuran mentah. Beberapa tahun kemudian, St. Bernardinus dari Siena menasihati dia untuk memperlunak sedikit laku kerasnya itu demi untuk menjaga kekuatannya.
Segera setelah tahbisan imamatnya, ketika dia berumur 30 tahun, dia diutus sebagai misionaris. Dia menjalani panggilan agung ini dengan semangt yang tak mengenal lelah. Selama lebih dari 50 tahun dia malang melintang berkeliling selurh Italia, Dalmatia, Croatia, Albania, Bosnia, Austria, Bohemia, Saxonia, Prussia, Polandia, Denmark, Norwegia, Swedia, dan Rusia. Selama tahun 1427 dan 1428 dia berkhotbah di Vienna, Augsburg, Ratisbon, Ulm, Limburg, Brandenburg, dan Leipzig. Terilhami oleh contoh kerasulannya, ada orang-orang muda bangsawan Jerman berjumlah lebih 200 orang, merasa tertarik masuk Ordo Fransiskan. Orang-orang yang berkumpul mendengarkan dia sedemikian banyak sehingga gereja-gereja tidak cukup luas untuk menampung mereka. Karena itu dia harus berkhotbah di lapangan-lapangan terbuka.
Di Milan dia menjadi sarana bertobatnya 36 orang wanita yang terkenal hidup buruknya, hanya berkat satu khotbah perihal St. Maria Magdalena. Diceriterakan bahwa dia membawa kembali 50.000 orang heretik (orang sesat) ke pangkuan bunda Gereja, dan membimbing 200.000 orang tak beriman untuk dibaptis. Tambahan lagi, Tuhan telah menganugerahi St. Yakobus ini dengan kebijaksanaan yang sedemikian besar sehingga para Paus dan pangeran membuka diri untuk mendapatkan nasihat dari dia. Dia pun mempunyai anugerah membuat mukjizat dan nubuat-nubuat yang sangat besar, namun kerendahan hatinya tetap melampaui semua kemuliaan tadi. Dia ditawari pangkat Uskup Agung keuskupan agung Milan, tetapi dia menolak dengan kata-kata berikut ini, “Saya tidak mempunyai keinginan lain di dunia ini, selain menjalani pertobatan dan mengkhotbahkan pertobatan sebagai seorang Fransiskan yang miskin.
Kelelahan karena kesibukan kerja yang sedemikian banyak itu dan juga karena umurnya yang sudah lanjut, dia meninggal dunia di Napoli, 28 November 1476, pada usia 85 tahun, yang 60 tahunnya dipersembahkan kepada Tuhan dalam hidup religius. Dia dimakamkan di gereja Fransiskan di Napoli. Dan di sana jenazahnya masih dapat dilihat dalam peti jenazah kristal, dalam keadaan utuh tidak rusak, masih lentur, dan menebarkan harum semerbak wewangian. Paus Benediktus XIII memberikan kanonisasi kepada St. Yakobus pada tahun 1726.
DOA GEREJA
Ya Allah, yang telah membuat Pengaku Iman-Mu St. Yakobus menjadi pengkhotbah Injil yang ulung supaya dapat menyelamatkan jiwa-jiwa dan memanggil kembali para pendosa dari lembah kejahatan ke jalan keutamaan, anugerahkanlah dengan penuh belas kasihan, berkat pengantaraannya, sehingga kami dapat menyesali semua dosa-dosa kami dan memperoleh kehidupan abadi. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM.
No comments:
Post a Comment