SANTA ANGELA MERICI - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Saturday, January 11, 2014

SANTA ANGELA MERICI

27 Januari
Santa Angela Merici
1470 – 1540

09-angela-merici-2

RIWAYAT HIDUPNYA
Angela Merici dilahirkan pada tahun 1470 di Decenzano, Italia Utara, di tepi danau Garda. Bahkan pada waktu dia masih anak kecil, dia sudah giat melayani Tuhan. Dia sedemikian mencintai kesederhanaan dan kemurnian hati sehingga dia sudah biasa dihormati sebagai seorang santa kecil di kota kelahirannya.

Ketika dia menginjak umur 13 tahun, dia masuk Ordo Ketiga St. Fransiskus dan sesudah itu dia segera mengucapkan kaul kemurnian, menolak semua harta miliknya, dan menghendaki hanya hidup dari sedekah-sedekah. Di sampig itu dia masih menjalani matiraga yang berat, tidur pada lantai tanah dan terus menerus berpuasa, hanya makan roti dan air saja. Kadang-kadang, selama beberapa hari, hanya Komuni Kudus saja yang menjadi makanannya.

Ketika dia berumur 23 tahun, Angela pada suatu hari sedang berdoa pada suatu tempat yang sering dikunjunginya. Dan di sana dia memperoleh penglihatan dari seorang teman yang beberapa waktu sebelumnya sudah meninggal dunia. Temannya itu meramalkan bahwa Angela akan menjadi seorang yang akan mendirikan sebuah lembaga keagamaan yang akan mengkhususkan diri untuk pendidikan orang muda dan ditakdirkan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik yang tak terbilang banyaknya bagi Kerajaan Allah. Hal itu ternyata menjadi suatu daya dorong yang besar bagi Angela, tidak hanya dalam menjalani hidup kontemplatifnya, tetapi juga dalam mengabdi dan melayani sesama manusia melalui kegiatan-kegiatan karyanya yang aktif.

Dia mengumpulkan sekelompok wanita-wanita muda dan bersama-sama mereka pergi ke luar memberikan pengajaran agama kepada anak-anak kecil, menolong orang-orang miskin, dan memelihara mereka yang sakit. Seringkali ada pendosa-pendosa besar di antara orang-orang yang dia layani itu. Dalam keadaan yang demikian itu, dia pun tidak lalu menghentikan pengajarannya. Dia terus memberikan penghiburan dan keberanian kepada mereka itu, sampai mereka didamaikan dengan Tuhan dan mulai menjalani hidup mereka yang baru.

Tingkah lakunya yang saleh dan suci, serta pengetahuannya yang mendalam, bahkan perihal masalah-masalah teologi yang paling sukar, menyebabkan dia dihargai oleh kalangan tinggi dan rendah. Dia pun sudah dipandang sebagai seorang kudus. Untuk menghindari penghormatan semacam itu, Angela meninggalkan kota kelahirannya, Decenzano, pada 1516, dan pindah ke Brescia, di mana seorang pedagang kaya namun suci menawarkan sebuah rumah kepadanya. Di sana dia hidup dalam kesatuan dengan Tuhan sampai tahun 1524.

Pada waktu itulah Angela, sebagaimana bapa kita St. Fransiskus yang suci, diliputi oleh kerinduan yang besar untuk mengunjungi Tanah Suci. Dia pun mengunjungi Yerusalem, Gunug Kalvari, dan tempat-tempat kudus yang lain dengan hormat yang luar biasa. Dia kembali melalui kota Roma, dengan maksud berdoa di makam para Rasul untuk memperoleh indulgensi jubile. Paus Clement VII, yang sungguh mengetahui kekudusan wanita ini, ingin menahannya di Roma, dan tidak mengijinkan kembali ke Brescia. Setelah memperoleh ilham ilahi, barulah beliau memahami bahwa di Brescialah terletak wilayah karya yang telah ditentukan Tuhan baginya.

Karena huru-hara yang disebabkan oleh perang, Angela baru pada tahun 1531 dapat melaksanakan pekerjaan yang sudah direncanakan. Pada 25 November 1535, persekutuannya yang saleh itu diresmikan sebagai kongregasi religius St. Ursula, yang menjadi pelindung utama karya mereka. Kongregasi itu, yang juga terkenal dengan nama Ursuline, dengan cepat tersebar dan giat di banyak negara, juga di Indonesia, di mana lembaga-lembaga untuk pendidikan Katolik bagi para wanita muda diberkati dengan keberhasilan yang sangat besar.

Ketika Angela mencapai usia 70 tahun, diungkapkanlah kepadanya hari dan jam kematiannya. Dia menerima sakramen terakhir dengan semangat yang berkobar dan ia pun terperangkap dalam ekstase. Sambil mengucapkan nama kudus Yesus, dia meninggalkan kehidupan fananya pada 27 Februari 1540, tepat pada jam yang sebelumnya telah diungkapkan kepadanya. Dia berbaring dalam pakaian Ordo Ketiga sambil tangannya memegang tongkat peziarah yang dia pergunakan sewaktu berziarah ke Tanah Suci. Demikianlah dia berbaring dalam istirahat kekal di kapel samping dari gereja paroki St. Afa di Brescia. Paus Clement XIII memberinya gelar Beata pada 24 Maret 1807, dan Paus Pius VII memberinya kanonisasi di Gereja St. Petrus di Roma.

PERIHAL PERTOBATAN ORANG-ORANG BERDOSA
1. Renungkanlah bahwa St. Angela, yang jiwanya lebih ingin mengkhususkan diri hanya bagi pendidikan orang muda semata, tidak meremehkan kecenderungan hatinya bagi cinta Tuhan pada manusia yang tersingkir dan pendosa-pendosa besar, supaya mereka dapat dipertobatkan. Pada kenyataannya, tidak ada yang lebih berkenan pada Allah, daripada membawa seorang pendosa kembali kepada-Nya. Sesungguhnyalah, alasan mengapa Bapa surgawi kita telah mengutus Putera Tunggalnya ke dunia adalah supaya tak seorang pun akan hilang, dan juga supaya, berkat Dia ini, mereka itu memperoleh kehidupan kekal (Yoh 3:16). Putera Allah itu sendiri menyatakan: “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, – mereka tidak membutuhkannya – tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk 5:32). Bila kamu dapat bersikap tidak peduli akan kehancuran orang-orang berdosa dan samasekali tidak menaruh perhatian pada pertobatan mereka, maka engkau tidaklah mencintai Tuhan dengan sebenarnya, dan kamu bukanlah seorang Katolik yang baik, betapa pun begitu banyaknya perbuatan kesalehanmu.

2. Pertimbangkanlah betapa besarnya manfaat pribadi yang dapat engkau peroleh dari perhatianmu pada pertobatan orang-orang pendosa. Yang pertama, dengan demikian engkau telah melakukan tugasmu, apalagi bila kamu bagaimanapun juga memikul tanggung-jawab dalam hal ini, karena sang Nabi, – menulis perihal para atasan – berkata: “Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu!” (Yeh 33:9). Tetapi bila, berkat rahmat Tuhan, engkau telah berhasil mempertobatkan seorang pendosa, maka bagi dirimu engkau telah memperoleh harta yang tak ternilai, karena St. Yakobus (5:20) menulis: “Ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.” – Betapa hebat insentif itu, apalagi bagi bagi mereka yang dirinya sendiri pernah berjalan pada jalan pendosa!

3. Renungkanlah, dengan sarana apa pendosa itu bertobat. Orang tidak dapat mengharapkan mencapai tujuan itu hanya karena macam-macam teguran, kotbah-kotbah dan menunjukkan kesesatannya. Bila hal itu dicoba dengan sikap yang menyakitkan, disertai kata-kata yang merendahkan, maka orang itu pun justru akan semakin keras kepala. Seucap kata yang keluar dari hati, ramah dan lembut, pada umumnya malah lebih berbuah baik daripada sikap yang keras. St. Fransiskus dari Sales biasa berkata: “Orang dapat menangkap lebih banyak lalat dengan setetes madu daripada dengan seember cukak.” Tetapi orang harus juga dengan khusuk berdoa kepada Tuhan, “yang menggerakkan hati seperti air di tangan-Nya”(Ams 21:1), dan berseru pada pengantaraan Maria bagi pertobatan jiwa-jiwa. Maria adalah tempat pengungsian orang berdosa dan Bunda Kerahiman. Berseru pada hatinya yang suci murni menghasilkan pertobatan yang menakjubkan. Engkau juga akan mengalami karya rahmat dengan cara yang mencolok, bila engkau bermaksud mendamaikan keadilan Ilahi bagi pendosa dengan jalan tindakan-tindakan pertobatan. St. Fransiskus Xaverius biasa melakukan hal itu. Tetapi seruan yang paling efektif pada hati pendosa adalah teladan hidup suci, penuh cinta dan kesabaran, disertai perilaku setia pada tugas kewajiban dan kesalehan yang sejati. Dengan jalan ini St. Angela telah menobatkan para pendosa, St. Monika mempertobatkan suami dan putranya, Agustinus, dan dengan jalan itu pula para suster di rumah-rumah sakit, bagaikan malaikat kerahiman yang sesungguhnya, masih tetap mempertobatkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. – Semoga St. Angela membantu kita sampai pada kebahagiaan surgawi melalui jalan ini dan kita dapat menjadi sarana menolong orang lain sampai di sana juga.

DOA GEREJA
Ya Tuhan, yang melalui St. Angela telah membangun persekutuan para perawan suci yang berkembang dalam Gereja-Mu; anugerahkanlah kepada kami berkat pengantaraannya, dapat menjalani kehidupan para malaikat, sehingga, dengan mengesampingkan semua kegembiraan duniawi yang fana, kami boleh layak menikmati kegembiraan yang kekal. Kami mohon ini dengan perantaraan Yesus Kristus Putera-Mu, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah yang Esa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, OFM, © 1959 Franciscan Herald Press.Penerjemah: Alfons S. Suhardi, OFM.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages