BEATA AGNES DARI PRAHA - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sunday, January 12, 2014

BEATA AGNES DARI PRAHA

2 Maret
Beata Agnes dari Praha
1205-1282

RIWAYAT HIDUPNYA
Pada malam menjelang pesta Perawan dan Martir suci Agnes, pada tahun 1205, lahirlah puteri raja Bohemia, Primislaus Ottokar I. Waktu dipermandikan puteri raja ini memperoleh nama Agnes. Ibunya, yang adalah bibi St. Elizabet dari Hongaria, bersukacita ketika dia menyaksikan kesungguhan yang luar biasa pada anaknya itu. Berulang kali dia melihat bagaimana anak kecil itu menyilangkan kedua lengannya yang mungil itu dalam bentuk salib, dan kemudian, seolah-olah diresapi oleh devosi yang dalam, berbaring dengan amat tenang.

Sesuai dengan adat kebiasaan zaman itu, puteri raja pada umur tiga tahun dipertunangkan dengan putera pangeran Silesia. Karena itu Agnes pun selanjutnya dikirim ke biara Silesain di Trebniz untuk dididik di sana, dimana yang menjadi superior waktu itu adalah St. Hedwig. Sesudah tiga tahun tunangannya meninggal dunia. Dia pun dipindahkan ke biara di Doxan di Bohemia. Di sanalah benih kesucian yang telah ditaburkan oleh St. Hedwig tumbuh berkembang semarak menakjubkan. Anak itu nampak ditentukan untuk menjadi Mempelai surgawi dan bukan untuk mempelai duniawi. Namun keluarga-keluarga kerajaan duniawi kembali melamar puteri Agnes.

Kaisar Frederick II ingin memastikan bahwa Agnes akan menjadi mempelai untuk anaknya yang akan menggantikannya menduduki takhta, Henry, maka Agnes, yang sementara itu sudah menjadi wanita muda yang matang, dikirim ke istana kaisar Jerman itu. Tetapi ketika pertunangan dengan Henry itu, berkat doa-doa Agnes, tidak jadi, maka Raja Henry III dari Inggris meminangnya, dan akhirnya, bahkan Kaisar Fredirck II sendiri juga meminangnya, karena sementara itu isterinya meninggal dunia. Semua keberatan dari pihak Agnes, bahwa dia menginginkan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Pengantin Pria Ilahi, nampak sia-sia. Karena itu dia mohon Paus Gregorius IX untuk turun tangan dan sebagai hasilnya dia memperoleh kebebasan untuk memilih jalan hidupnya. Sang Kaisar menyatakan diri puas, karena Agnes lebih memilih Tuhan di surga, dan bukan seorang manusia, seperti dirinya.

Namun, Agnes sekarang harus berjuang memeluk status religius supaya dapat memperoleh kesatuan dengan Pengantin Pria Ilahi itu. Kemasyhuran biara-biara Suster-suster Klaris yang miskin itu telah sampai di Bohemia juga, dan Agnes berkeputusan, dengan bantuan kakaknya, yang sementara itu sudah naik takhta kerajaan, untuk mendirikan sebuah biara St. Klara di ibu kota Praha. Paus Gregorius dengan senang hati memberikan persetujuannya, dan, atas perintahnya pula, Santa Klara mengirim lima orang suster dari biara St. Damiano di Asisi ke Praha. Bersama dengan suster-suster inilah Agnes dan tujuh orang wanita muda dari kalangan tertinggi masyarakat waktu itu, memasuki biara baru itu.

Dalam waktu singkat, Agnes sudah menonjol di antara mereka itu sebagai contoh dalam hal keutamaan, ketekunannya dalam hal doa, ketaatan, disiplin religius, penyangkalan diri dan kerendahan hati. Perintah Paus untuk menerima kedudukan sebagai Abdis merupakan pencobaan yang berat bagi kerendahan hatinya; namun dia menerima ijin untuk tidak memakai gelar Abdis itu, melainkan dia dikenal sebagai “suster senior”. Semangat suci, mirip dengan semangat dari ibunya yang kudus, santa Klara, menandai kewaspadaannya perihal pemenuhan kemiskinan yang suci; dia menolak pemberian dari raja yang dikirimkan kakaknya kepadanya. Dan dia pun samasekali tidak mengijinkan siapa pun juga dari para susternya memiliki apa pun sebagai milik pribadinya. Tuhan memberkatinya dengan anugerah mukjizat; dia menghidupkan kembali anak perempuan dari kakaknya yang sudah meninggal.

Diperkaya dengan pahala-pahala surgawi, dia meninggalkan kehidupan dunia ini dalam kesemerbakan kesucian, masuk dalam kesatuan abadi dengan Pengantin Pria Ilahinya, pada 6 Maret 1282, setelah mengabdi-Nya selama empat puluh tahun dalam hidup religius. Devosi yang dipersembahkan kepadanya, yang telah muncul sesudah wafatnya, mendapatkan peneguhan apostolik dari Paus Pius IX, dan pestanya, yang telah lama dirayakan di Praha pada tanggal 2 Maret, telah diperluas ke seluruh Ordo Fransiskan.

MEMPELAI KRISTUS
1. Renungkanlah bagaimana Agnes yang Terberkati itu, diperkaya dengan kehormatan, dipilih Kristus menjadi pengantin-Nya. Dia menolak mahkota para kaisar, dan raja; bahkan kaisar sendiri menerima bahwa dia tidak mau melukai dia karena dia lebih memilih Raja di surga daripada dirinya sendiri. Sungguh, tidak mungkin ada suatu kesatuan yang lebih terhormat. Dan setiap keluarga Katolik hendaknya memandang dirinya menjadi terhormat, bila salah seorang anggota keluarganya dianggil pada peringkat itu. Akan tetapi, orang tidak boleh memilih panggilan secara sembarangan dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusiawi, karena kata-kata Rasul Paulus dapat diterapkan di sini: “Dan tidak seorang pun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun” (Ibr 5:4). – Hendaknya jangan seorang pun berkeras kepala mengikuti panggilan tanpa sungguh dipanggil untuk itu, dan sebaliknya, janganlah seseorang yang sungguh dipanggil menghindarkan diri untuk mengikutinya.

2. Renungkanlah bahwa setiap orang Katolik seharusnya, dalam arti tertentu, adalah pengantin Kristus. Melalui mulut nabi, Tuhan berkata kepada setiap jiwa yang mempersembahkan diri kepada-Nya: “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam iman” (Hosea 2:19) dan perihal surga, ke mana setiap orang dari kita ini dipanggil masuk. Dia berbicara dalam bentuk perumpamaan sepuluh gadis yang pergi keluar untuk menjemput pengantin pria (Mat 25:1). Tidak peduli taraf kehidupanmu, atau bagaiman hubunganmu dengan orang lain, jiwamu adalah mempelai Kristus semenjak hari permandianmu. Dan hal itu harus dipertahankan dengan kesetiaan pada-Nya, sampai kematian. Semua cinta dan keterlekatan yang kita alami dengan sesama manusia harus diangkat dan dimuliakan dengan cinta kita pada Kristus, dan karena kesetiaan pada-Nya tak sekejap pun perasaan-perasaan insani boleh menyelusup ke dalamnya. – Apakah engkau telah mempertahankan kesetiaanmu pada-Nya?

3. Renungkanlah betapa mudahnya daya tarik, kehormatan dan kekayaan dunia ini membanjiri kita dan menggoncangkan kesetiaan kita pada Kristus! Tidak semua dari kita ini sekuat Sta. Agnes. Karena itu, kita haruslah waspada, dan tidak mengarahkan perhatian kita pada daya tarik kecemerlangan yang menyesatkan itu. Sebaliknya, kita hendaknya berdoa bersama Pemazmur: “Lalukanlah mataku dari pada melihat hal yang hampa! (Mzm 118:37). Dan bila setan bersikeras menyesatkan kita, dan bila dia menawarkan semua kekayaan dunia ini sebagai imbalan untuk menyembahnya, maka kita haruslah berkata bersama Kristus: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mat 4:10)

DOA GEREJA
Ya Tuhan, Engkau yang sungguh telah mengangkat perawan Santa Agnes sampai ke surga berkat penghinaannya pada kenikmatan-kenikmatan hidup di istana raja dan berkat mengikuti salibmu dengan rendah hati, kami mohon, anugerahkanlah, berkat pengantaraannya dan karena hidup menurut teladannya, kami boleh layak mengambil bagian dalam kemuliaan kekal. Engkau yang hidup dan bertakhta sepanjang segala abad. Amin.

Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, OFM, © 1959 Franciscan Herald Press. Penerjemah: Alfons S. Suhardi, OFM

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages