B. YOSEFINE LEROUX - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Tuesday, January 14, 2014

B. YOSEFINE LEROUX

21 Oktober
B.Yosefine Leroux
Perawan, Martir, Ordo II
1748-1794

RIWAYAT HIDUPNYA

Yosefine masuk biara Suster Klaris yang Miskin di Valenciennes (Perancis), ketika dia berumur 22 tahun. Pada 1770 dia mengikrarkan kaulnya. Kemudian Revolusi Perancis pun meletus, dan para religius dengan kasar diusir dari biara-mereka. Pada mulanya Yosefine kembali ke rumah orang tuanya. Namun ketika Valenciennes diduduki oleh orang-orang Austria, Yosefine tidak bisa melawan dorongan untuk kembali ke klausura. Tetapi biara Klaris di Valenciennes belum dibuka, maka dia pun mengungsi ke biara Ursulin, di mana saudarinya sendiri tinggal.

Tetapi tentara revolusioner yang memperoleh kemenangan menduduki kembali kota Valenciennes, dan Yosefine akan ditangkap dan dipenjarakan dengan tuduhan tidak setia pada tanah airnya. Tanpa menunjukkan rasa takut sedikit pun, dia menghadapi pasukan tentara yang datang mau menangkapnya dan dia pun berkata, “Tidaklah perlu dengan begitu ramai gegap gempita untuk menangkap seorang wanita yang lemah ini!” Kemudian, setelah memberikan para penangkap itu minuman penyegar, dia mengikuti mereka ke penjara.

Karena dia telah memulai lagi hidup sebagai seorang religius dan itu bertentangan dengan undang-undang, maka Yosefine dijatuhi hukuman mati. Dengan keceriaan suci dan penyerahan diri sepenuhnya pada kehendak Allah yang suci, dia menerima hukuman mati itu dan mempersiapkan diri dengan menerima Roti Surgawi untuk perjalanan ke sang Pengantin Surgawi. Dengan keteguhan penuh kegembiraan dia maju berjalan ke tempat eksekusi, sambil menyanyikan madah menyertai langkah-langkahnya itu. Dia menyatakan diri sebagai sungguh-sungguh beruntung karena dianggap layak memberikan hidupnya demi Iman Katolik. “Dapatkah seseorang takut meninggalkan tempat pembuangan ini,” katanya, “bila dia mengingat keindahan Firdaus?”

Pada panggung eksekusi, dengan penuh sukur dia mencium tangan algojonya, dan dengan suara jernih dia mengampuni setiap orang. Kemudian dia meletakkan kepalanya pada balok pemancung. Saudarinya, Maria Scholastica, dan empat temannya yang lain meninggal dunia dengan kematian martir bersama dengan dia. Ini terjadi pada 23 Oktober 1794. Sri Paus Benediktus XV memasukkan mereka ke dalam daftar para beata.

PERIHAL PENCOBAAN ATAU PUN UJIAN CINTA

1.    Ujian terhadap kasih itu pengurbanan. Kristus menghadapi ujian itu pada kurban Salib, dan Dia minta kepada semua orang yang mencintai-Nya bahwa mereka membuktikan cinta mereka dengan pencobaan salib. Beata Yosefine mengetahui hal ini dan ingin menunjukkan kesetiaannya kepada Tuhan. Karena itu, setelah dipaksa meninggalkan biaranya oleh penguasa yang jahat, dia kembali ke klausura sebuah biara, kendati dengan resiko yang menyertainya. Dia ditangkap dan dengan rela mengurbankan hidupnya demi cinta pada Kristus. – Apakah kita siap dan berani menunjukkan cinta kita pada Kristus?

2.    Dalam hidup ini kita dapat dan harus mempersembahkan kurban. Ada seribu satu kesempatan ditawarkan untuk mempersembahkan kurban-kurban kecil dan untuk itu kita tidak memerlukan izin. Marilah kita melakukannya dengan penuh kasih dan kemurahan hati, karena cintalah yang memberi makna pada kurban itu. Setiap kali kita menjauhkan diri dari sesuatu demi Yesus, kita ingat akan Dia dan mencintai Dia. – Bukankah Dia sangat layak menerima hal itu dari kita?

3.    Salah satu perbuatan mulia dari laku kurban itu adalah perjuangan melawan cinta diri. Tuhan kita membangun tempat suci-Nya pada reruntuhan cinta diri. “Dia harus bertambah besar, sedangkan saya harus bertambah kecil” (Yoh 3:30). Tetapi dalam hal ini, menjadi bertambah kecil tidaklah cukup. Diri sendiri haruslah menghilang, sehingga kita dapat berkata: “Saya hidup, sekarang bukan saya, tetapi Kristus yang hidup dalam diri saya” (Gal 2:20). Rahasia kesucian terdiri atas banyak mencintai, tetapi cinta ini mengandaikan perjuangan batin dan itu terjadi sehari-hari. Marilah kita bermurah hati, marilah kita menjadi pemberani, sehingga, seperti B. Yosefine, kita pada akhirnya dapat menjadi pemenang dengan lulus menghadapi ujian cinta itu.

DOA GEREJA

Curahkanlah ke dalam hati kami, ya Yesus Tuhan, takut dan cinta pada-Mu, sehingga berkat jasa dan teladan perawan suci Yosefine, kami dapat lebih memilih kematian daripada pernah menyetujui untuk menghina Dikau, Yang hidup dan bertakhta sepanjang segala masa. Amin.

Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages