ASPIRAN OFS: “OFS BERUSAHA MENGHAYATI HIDUP INJILI” *)
Marilah kita mulai dengan 2 (dua) petikan bacaan, yaitu Wasiat Santo Fransiskus dan AD OFS:
1. “Sesudah Tuhan memberi aku sejumlah saudara, tidak seorang pun menunjukkan kepadaku apa yang harus kuperbuat; tetapi Yang Mahatinggi sendiri mewahyukan kepadaku, bahwa aku harus hidup menurut pola Injil Suci. Aku pun menyuruh tulis hal itu dengan singkat dan sederhana, dan Sri Paus mengukuhkannya untukku.” (Was 14-15)
ASPIRAN OFS: “OFS BERUSAHA MENGHAYATI HIDUP INJILI” *)
Marilah kita mulai dengan 2 (dua) petikan bacaan, yaitu Wasiat Santo Fransiskus dan AD OFS:
1. “Sesudah Tuhan memberi aku sejumlah saudara, tidak seorang pun menunjukkan kepadaku apa yang harus kuperbuat; tetapi Yang Mahatinggi sendiri mewahyukan kepadaku, bahwa aku harus hidup menurut pola Injil Suci. Aku pun menyuruh tulis hal itu dengan singkat dan sederhana, dan Sri Paus mengukuhkannya untukku.” (Was 14-15)
2. “Anggaran Dasar dan cara hidup para Fransiskan Sekular ialah: menepati Injil Tuhan kita Yesus Kristus dengan mengikuti teladan Santo Fransiskus Assisi, yang menjadikan Kristus penjiwa dan poros kehidupannya di hadapan Tuhan dan sesama.” (AD OFS Fasal 2 artikel 4; kalimat pertama)
FONDASI SANTO FRANSISKUS
Memang tidak mungkinlah bagi kita untuk ‘menangkap’ Santo Fransiskus dalam sebuah analisis atau sebuah ikhtisar/ringkasan. Di mana ada rahmat di situ pula ada misteri. Akan tetapi, seandainya pun secara manusiawi kita mencoba membuat daftar yang memuat urut-urutan dari unsur-unsur misteri itu, maka kita harus menempatkan Injil sebagai unsur yang paling atas dalam daftar termaksud. Di dalam keluguan tanggapannya terhadap pesan Injil yang terkadang memberi kesan terlalu ‘hurufiah’ (harfiah), Fransiskus secara sederhana berkata: “Inilah Firman Allah yang hidup. Ia berbicara kepada kita pada hari ini. Peraturan hidup apa lagi yang kita butuhkan?”
Yang dimaksudkan oleh Fransiskus dengan ‘Injil’ adalah Yesus sendiri, Sabda Allah yang hidup yang menjadi daging (yang hidup) dan hidup di tengah-tengah kita pada hari ini. “Saudara-saudaraku, saya mengenal Kitab Injil – saya mengenal Kristus yang miskin”, kata Fransiskus.
Hal terakhir yang dikehendaki oleh Fransiskus adalah untuk menjadi seseorang yang istimewa, menjadi ‘spesial’ atau membentuk sebuah kelompok elit, yang superior. Secara sederhana sebetulnya dia hanya berkeinginan agar sebanyak mungkin orang dipimpin oleh Roh Kudus untuk menepati Injil Yesus Kristus, memperkenankan Dia mengubah hidup mereka.
Menjadi seorang Fransiskan lalu berarti berupaya menjadi Kristiani, menjadi seorang murid Kristus. Seperti telah dikatakan, sesuatu yang khas telah terjadi, yaitu Santo Fransiskus. Dengan demikian para Fransiskan sekarang juga khas (meskipun Santo Fransiskus tidak akan menyukai kata ini), yaitu menjadi orang Kristiani dengan inspirasi dan tradisi khusus dari Santo Fransiskus. Akan tetapi arah tujuan fundamentalnya adalah selalu cara hidup Injili.
Suatu cara hidup adalah seperangkat nilai-nilai, suatu semangat yang mempengaruhi keseluruhan hidup kita, suatu sikap yang merasuki apa saja yang kita pikirkan, rasakan, katakan dan lakukan. Kristianitas adalah cara hidup yang diberikan oleh Allah sendiri kepada kita.
Tradisi kita mengatakan: “Karena Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup” (Yoh 14:6), maka para Fransiskan Sekular harus memiliki keyakinan mendalam bahwa dengan baptisan dan profesinya, mereka harus menjadi seperti Kristus yang tersalib dan mengikuti Injil-Nya sebagai peraturan hidup mereka. Selagi menjalani kehidupan mereka di dunia, mereka dikaruniai dengan pikiran dan Roh Kristus.”
INJIL ADALAH KABAR BAIK
Injil berarti Kabar Baik. Kenyataannya adalah memang begitu. Hal ini merupakan salah satu gagasan atau ide kunci dalam kehidupan Santo Fransiskus. Santo Fransiskus begitu tergetar hatinya ketika menemukan keindahan dan kesederhanaan ide berikut ini: Kabar Baik bahwa Allah adalah Bapa kita! Bapa itu mengasihi kita! Kristus adalah Saudara kita. Kita adalah anak-anak Allah, yang sungguh-sungguh memiliki hidup-Nya. Kita adalah saudara dan saudari dari Kristus dan juga bersaudara satu sama lain. Roh kasih Allah hidup di dalam diri kita. Kehidupan kita adalah kudus dan terjamin aman dalam Kristus.
Oleh karena itu, Kristus dan Injil-Nya merupakan pusat kehidupan Santo Fransiskus. Dengan demikian Kristus dan Injil-Nya itu harus menjadi pusat kehidupan para Fransiskan sekular juga. Kita harus menepati Injil, artinya hidup sesuati dengan Kabar Baik Tuhan Yesus Kristus. Kita harus hidup sebagai anak-anak Allah, saudara dan saudari Kristus, Kenisah Roh Kudus. Secara praktis setiap detail kehidupan selalu dicontohkan bagi kita dalam kehidupan Kristus di bumi.
APA YANG KITA PERLUKAN ?
Ada 3 (tiga) hal yang kita perlukan:
1. KITAB SUCI/ ALKITAB
Karena sabda/firman Allah begitu penting bagi Santo Fransiskus, maka pembacaan dan berdoa dengan Kitab Suci merupakan suatu praktek fundamental dari hidup kita sebagai anggota OFS.
2. PERATURAN HIDUP YANG DINAMAKAN AD OFS
Perkembangan Peraturan Hidup Fransiskan sekular akan diuraikan dalam kesempatan lain. Yang baik untuk diingat adalah, bahwa AD OFS bukanlah sekadar daftar do’s and don’ts, yaitu berbagai perintah untuk melakukan sesuatu dan larangan untuk melakukan sesuatu. Memang sebagian dari AD OFS berisikan peraturan/pengarahan tentang organisasi, prosedur dan lain-lain, tetapi pada dasarnya AD OFS merupakan suatu panduan yang bersifat positif.
3. SEMANGAT DARI PERATURAN HIDUP
Yang penting adalah semangat dari Peraturan Hidup itu, yang mengungkapkan pokok-pokok dari Injil yang ditekankan oleh Santo Fransiskus; antara lain misalnya suatu semangat keakraban dengan Tuhan, suatu semangat cintakasih persaudaraan, suatu semangat melayani semua orang, suatu semangat kesederhanaan dan lain-lain.
SEMANGAT KEMURAHAN HATI
Menjadi Fransiskan sekular merupakan panggilan. Akan tetapi kalau Allah telah memanggil kita untuk ini, Dia juga akan menganugerahkan kepada kita rahmat-Nya. Hanya ada satu hal penting yang kita butuhkan, yaitu suatu semangat kepercayaan dan kemurahan-hati (Inggris: a spirit of trust and generosity). Hal ini adalah pelajaran dari kehidupan Santo Fransiskus: suatu semangat kepercayaan seorang anak akan Bapa di surga, dan dalam kuat-kuasa dan hikmat kebijaksanaan serta cintakasih Bapanya. Dengan Dia tidak ada satu pun yang perlu ditakuti. Tidak apa pun yang dapat mencelakakan kita. Tidak ada persoalan yang kita tidak dapat pecahkan dengan hikmat-kebijaksanaan dan rahmat-Nya.
PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksudkan dengan suatu cara hidup?
2. Apakah yang ditambahkan oleh OFS pada cara hidup Kristiani?
3. Apakah yang dimaksudkan dengan Kabar Baik?
4. Bagaimana kita diajarkan untuk menghayati kehidupan Injili?
5. Pernahkah saya memikirkan bahwa hidup saya sebagai ketaatan Injili?
6. Mengapa Santo Fransiskus begitu prihatin tentang kehidupan Injili?
7. Pernahkah saya memberitakan Kabar Baik kepada orang lain?
8. Kalau Injil adalah Kabar Baik, apakah seharusnya agama kita agama yang penuh riang-gembira atau kesedihan?
PRAKTEK/BACAAN KITAB SUCI
1. Selagi saya membaca Injil, AD OFS atau Konstitusi Umum OFS, saya mau mencoba untuk memikirkan tentang penerapan praktis pokok-pokok yang saya baca itu pada kehidupan saya sendiri.
2. Baca Yoh 3 dan 4; Luk 5 dan 6.
Cilandak, 7 April 2010
*) Tulisan ini mengambil alih isi utama dari Memorandum Minister Persaudaraan OFS Santo Ludovikus IX (Sdr. Frans Indrapradja, OFS) No. Min/14/96 tanggal 15 Desember 1996 dengan judul yang sama. Sumber utama penulisan memorandum pada waktu itu adalah buku karangan Leonard Foley OFM dan Jovian Weigel OFM, THE THIRD ORDER VOCATION, Cincinnati, Ohio: Lay Franciscan Province of St. John Baptist, 1976. Sekitar seperempat abad kemudian buku ini mengalami perbaikan, yaitu dengan diterbitkannya sebuah buku hasil kolaborasi dengan seorang anggota OFS Amerika, Sdri. Patty Normile. Maka terbitlah buku karangan Leonard Foley OFM, Jovian Weigel OFM & Patti Normile SFO, TO LIVE AS FRANCIS LIVED – A GUIDE FOR SECULAR FRANCISCANS, Cincinnati, Ohio: St. Anthony Messenger Press, 2000 (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia). Dalam proses penyalinan memorandum ini saya melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dengan memperhatikan kedua buku yang baru disebutkan. Bahan ini dapat digunakan untuk para aspiran, setelah kepada mereka diperkenalkan riwayat hidup Santo Fransiskus dari Assisi.
No comments:
Post a Comment