![]() |
PARA SUSTER FMM BERSAMA RELAWAN MELAYANI PARA KORBAN LETUSAN G. KELUD |
OFMCap.: Peringatan S. Ignatius dari Santhi, Imam
Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mendekati Dia karena orang banyak. Orang memberitahukan kepada-Nya, “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.” Tetapi Ia menjawab mereka, “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” (Luk 8:19-21)
Bacaan Pertama: Ezr 6:7-8,12b,14-20; Mazmur Tanggapan: Mzm 122:1-5
“Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya” (Luk 8:21).
Itulah jawaban Yesus ketika Dia mendengar bahwa ibu-Nya dan para anggota keluarga-Nya yang lain mencoba untuk datang kepada-Nya melalui kerumunan orang banyak. Pada awalnya kita dapat memperoleh kesan bahwa kata-kata Yesus itu “keras” dan bernada “merendahkan”, Namun Yesus sama sekali tidak bermaksud untuk merendahkan ikatan kekeluargaan-Nya atau mengkritisi ibunda-Nya. Pada kenyataannya, Yesus memuji Maria tidak hanya sebagai ibu yang melahirkan-Nya, melainkan juga sebagai seseorang yang sungguh-sungguh telah mendengarkan sabda Allah dan melakukan kehendak-Nya.

Fiat Maria, “Jadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38), bukanlah merupakan “ya”-nya untuk sekali saja. Ketaatannya kepada Allah dilakukannya berulang kali sepanjang hidupnya; berangkat untuk mengunjungi saudaranya Elisabet (Luk 1:39-56); mengikuti Yusuf untuk mengungsi ke Mesir (Mat 2:13 dsj.), membiarkan Puteranya yang masih berumur 12 tahun bebas melakukan tugas di rumah Bapa-Nya (Luk 2:49). “Ya” dari Maria yang tanpa syarat itu diulang lagi dalam keheningan tanpa suara ketika dia berdiri di dekat salib Puteranya (Yoh 19:25-27). Ketaatannya terhadap kehendak Allah yang sudah dibuktikannya selama bertahun-tahun akan mempersiapkan dirinya untuk menaruh kepercayaan kepada Allah tanpa tanya-tanya.
Tidak ada seorang pun dari kita dapat dipersatukan dengan Yesus dengan cara seperti Maria di mana Maria adalah ibu-Nya secara biologis. Namun kita masing-masing dapat – seperti Maria – merangkul Yesus melalui iman. Melalui ketaatan kita kepada sabda-Nya, kita pun dapat secara akrab dipersatukan dengan Yesus sebagai anggota keluarga-Nya. Oleh karena itu marilah kita menanggapi secara positif panggilan Bapa surgawi bagi kita masing-masing – apa pun panggilan-Nya itu – dan bersama Bunda Maria kita berkata, “Jadilah padaku menurut perkataan-Mu”. Selagi kita melakukannya, Allah akan memberkati kita dengan keberanian dan berbagai sumber daya yang kita butuhkan untuk melaksanakan misi kita yang adalah Misi-Nya.
DOA: Tuhan Yesus, jadikanlah aku seorang anggota yang sejati dari keluarga-Mu. Tolonglah diriku – seperti Maria – untuk percaya dan merangkul sabda-Mu. Tolonglah aku untuk mau dan mampu mengatakan “ya” terhadap segala sesuatu yang Kauminta dari diriku. Amin.
Catatan: Untuk mendalami bacaan Injil hari ini (Luk 8:19-21), bacalah tulisan yang berjudul “MENDENGARKAN FIRMAN ALLAH DAN MELAKUKANNYA” (bacaan tanggal 22-9-15) dalam situs/blog SANG SABDA http://sangsabda.wordpress.com; kategori: 15-09 BACAAN HARIAN SEPTEMBER 2015.
(Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 23-9-14 dalam situs/blog SANG SABDA)
Cilandak, 19 September 2015 [Peringatan S. Fransiskus Maria dari Comporosso, Biarawan]
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
No comments:
Post a Comment