YANG TULI DIJADIKAN-NYA MENDENGAR, YANG BISU DIJADIKAN-NYA BERKATA-KATA - ORDO FRANSISKAN SEKULAR

ORDO FRANSISKAN SEKULAR

OFS - Ordo Fransiskan Sekuler - Ordo Ketiga Fransiskan

ORDO FRANSISKAN SEKULAR REGIO KALIMANTAN

test banner

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, February 13, 2014

YANG TULI DIJADIKAN-NYA MENDENGAR, YANG BISU DIJADIKAN-NYA BERKATA-KATA

YANG TULI DIJADIKAN-NYA MENDENGAR, YANG BISU DIJADIKAN-NYA BERKATA-KATA

(Bacaan Pertama Misa Kudus, Peringatan S. Sirilus, Pertapa dan Metodius, Uskup – Jumat, 14 Februari 2014)

Kemudian Yesus meninggalkan lagi daerah Tirus dan melalui Sidon pergi ke Danau Galilea, melintasi daerah Dekapolis. Di situ orang membawa kepada-Nya seorang yang tuli dan yang gagap dan memohon kepada-Nya, supaya Ia meletakkan tangan-Nya di atas orang itu. Sesudah Yesus memisahkan dia dari orang orang banyak, sehingga mereka sendirian, Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu Ia meludah dan meraba lidah orang itu. Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus mendesah dan berkata kepadanya, “Efata!”, artinya: Terbukalah! Seketika itu terbukalah telinga orang itu dan pulihlah lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik. Yesus berpesan kepada mereka supaya jangan menceritakannya kepada siapa pun juga. Tetapi makin dilarang-Nya, makin luas mereka memberitakannya. Mereka teramat takjub dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.” (Mrk 7:31-37)
Bacaan Pertama: 1Raj 11:29-32; 12:19; Mazmur Tanggapan: Mzm 81:10-15

“Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata” (Mrk 7:37).

Marilah kita menerapkan ayat Kitab Suci ini kepada diri kita sendiri. Kita akan menjadi tuli secara spiritual dan bisu secara spiritual, kecuali untuk Kristus. Bayangkan apa jadinya dunia pada hari ini tanpa Kristus, tanpa iman Kristiani kita, tanpa pengaruh kekristenan dalam dunia. Bayangkan apa jadinya hidup tanpa sakramen-sakramen, tanpa perayaan Ekaristi, tanpa rahmat Kristus.

Namun demikian, syukur kepada Allah, Kristus sang Putera Allah, telah datang ke tengah umat manusia, dan Ia telah menebus kita dan membawa kita semua ke dalam sebuah persaudaraan di bawah pemeliharaan penuh kasih Bapa surgawi. Kristus telah menyediakan jalan kebenaran bagi kita di bawah bimbingan Gereja yang didirikan-Nya sendiri. Kita tidak lagi tuli dan bisu. Kita mendengar suara Allah lewat Kitab Suci dan kita dapat menanggapinya. Kepada kita diberikan karunia iman melalui sakramen-sakramen. Kita mendengarkan sabda Allah dan percaya. Kita membuka mulut kita dan menggunakan suara kita untuk memuji-muji Allah, tidak hanya dengan kata-kata, melainkan juga dengan mematuhi perintah-perintah-Nya.

Namun kita suka dengan sengaja menutup telinga terhadap ajaran Gereja. Gereja adalah Tubuh Kristus dengan Yesus sendiri sebagai kepalanya (lihat Kol 1:18). Jadi, dapat dikatakan Gereja adalah Kristus yang berbicara kepada kita di muka bumi pada hari ini. Kita juga suka tidak memanfaatkan dengan baik atau mengabaikan sakramen-sakramen, melalui sakramen-sakramen itu Kristus masih bekerja di tengah-tengah kita, berbicara kepada kita, dan menguatkan iman kita.

Kita seharusnya selalu mendengarkan dengan aktif ketika Kristus berbicara kepada kita melalui Gereja-Nya. Kita juga seharusnya memiliki kehendak baik untuk berbicara untuk dan tentang Kristus pada saat kesempatan datang. Manakala Allah atau Kristus diserang, kita harus berbicara. Kita mempunyai Allah di pihak kita dan tidak ada alasan bagi kita untuk merasa takut menghadapi mereka yang menentang kita terkait dengan iman Kristiani dan kehidupan sehari-hari kita sebagai pengungkapan iman Kristiani tersebut. Kita bukanlah orang tuli atau bisu.

DOA: Tuhan Yesus, bukalah telingaku agar aku dapat mendengar panggilan-Mu dengan jelas. Bukalah hatiku agar aku dapat menanggapi panggilan-Mu dalam iman, meletakkan hidupku demi mereka yang hilang-tersesat dan mereka yang dicampakkan oleh masyarakat. Dalam pelayananku kepada orang-orang lain, tolonglah aku agar dapat memproklamasikan keselamatan yang Kauberikan kepada orang-orang di sekelilingku. Amin.

Catatan: Untuk mendalami Bacaan Pertama hari ini (1Raj 11:29-32; 12:19), bacalah tulisan dengan judul “PERPECAHAN ADALAH SEBUAH SKANDAL” (bacaan tanggal 14-2-14), dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatsangsabda.wordpress.com; kategori: 14-02 PERMENUNGAN ALKITABIAH FEBRUARI 2014.

Cilandak, 12 Februari 2014

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages